Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengklaim kenaikan harga pangan pokok akhir-akhir ini tidak akan meningkatkan tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia. Menurut dia kemiskinan ekstrem dapat ditekan karena pemerintah sudah melakukan intervensi dengan berbagai bantuan sosial atau Bansos.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kita usahakan tidak (kenaikan angka kemiskinan ekstrem). Memang itu menjadi faktor sangat-sangat determinan, masalah kebutuhan bahan pokok untuk masyarakat bawah itu. Tapi dengan adanya intervensi pemerintah melalui Bansos ini, berbagai macam paket bantuan sosial itu Insya Allah akan aman," ujar Muhadjir dalam keterangannya di Kantor Kemenko PMK pada Selasa, 27 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Muhadjir menjelaskan, pemerintah saat ini sudah memberikan bantuan sosial tidak hanya untuk masyarakat miskin yang berada di desil 1 dan 2. Bahkan, kata Muhadjir, pemerintah juga sudah memberikan bantuan sosial untuk masyarakat yang hampir miskin. Desil 1 merupakan kelompok miskin ekstrem, desil 2 miskin, desil 3 setengah miskin, dan desil 4 hampir miskin.
"Sekarang kalau enggak salah desil 3 sampai desil 4 penerimanya. Jadi sekarang yang dibantu beras cadangan pemerintah ini sudah masyarakat yang hampir miskin," kata Muhadjir.
Dia mengklaim, pemerintah sudah membuat kebijakan yang tepat dengan mengutamakan masyarakat bawah. Ia menyebut, beberapa bantuan yang sudah diberikan seperti Bantuan Langsung Tunai atau BLT El Nino, kemudian Bansos Program Keluarga Harapan atau PKH, dan juga bantuan cadangan pangan beras yang menyasar 22 juta keluarga penerima manfaat atau KPM.
Ia juga memastikan, BLT Mitigasi Risiko Pangan 2024 pada awal Maret akan cair. Jumlahnya Rp 600.000, atau gabungan dari Januari hingga Maret senilai Rp 200.000 per bulan. Adapun Muhadjir Effendy sebelumnya mengatakan target rasional pemerintah dalam menekan angka kemiskinan ekstrem di tahun ini berada pada kisaran di bawah 0,5 persen.
"Tahun 2024 ini untuk kemiskinan ekstrem kita harapkan bisa ditekan walaupun tidak nol benar, nol persis, saya kira tidak mungkin, paling tidak di bawah 0,5 persen menjadi target kita," kata Muhadjir Effendy usai menghadiri Rapat Tingkat Menteri terkait penanggulangan kemiskinan di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024.
Ia mengatakan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia saat ini berada pada posisi 1,12 persen atau 6 juta jiwa. Persentase itu telah mengalami penurunan 0,9 persen pada 2022 hingga 2023.
YOHANES MAHARSO | ANTARA