Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi mengatakan pencairan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa masih rendah. Ia menyebut angkanya baru mencapai 32 persen dari keseluruhan anggaran yang disediakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya lihat per April kemarin yang sudah tersalurkan baru 32 persen. Masih kecil sekali. 32 persen, baru Rp 1,5 triliun," kata Jokowi saat memberikan arahan secara virtual kepada seluruh kepala daerah se-Indonesia pada Rabu, 28 April 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi mengingatkan para kepala daerah bahwa ia selalu memantau angka-angka perkembangan BLT Desa. Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya penyaluran bantuan sosial, hingga bantuan usaha mikro dan kecil menengah (UMKM). Lancarnya program ini, kata Jokowi, akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional.
"Sore ini saya ingatkan kembali karena itu penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Kalau daerah ada pertumbuhan ekonomi, secara agregat akan jadi pertumbuhan ekonomi nasional," kata Jokowi.
Jokowi pun mengajak mengajak kepala daerah untuk segera membelanjakan APBD yang dimilikinya. Ia menyebut sejauh ini, belanja modal per Maret kemarin baru menyentuh 5,3 persen. Padahal ia menegaskan perputaran uang itu sangat menentukan pertumbuhan ekonomi.
Selama ini, Jokowi mengatakan yang terjadi adalah transfer dari pusat ke daerah itu tidak dibelanjakan, tapi ditaruh di bank. Hal ini yang menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi terhenti.
"Hati-hati, akhir Maret saya lihat di perbankan daerah ada Rp 182 triliun. Tidak semakin turun, semakin naik. Naik 11,2 persen. Artinya tidak segera dibelanjakan, gimana PE daerah mau naik kalau uangnya disimpan di bank? Hati-hati," kata Jokowi.