KETUA Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia Pontjo Soetowo telah mengingatkan bahwa jumlah hotel di Bali sudah berlebihan. Namun, Yayasan Jaminan Hari Tua (YJHT) dari Bank Tabungan Negara (BTN) bersikukuh untuk membangun hotel di sana. Pekan lalu tekad itu dipastikan lagi oleh Dirut BTN, Mahfud Jakile. Katanya, YJHT telah menyediakan Rp 10 milyar yang diharapkan kembali dalam 10 tahun. Lebih rinci administratur YJHT-BTN Ir. Soemaruto mengatakan, hotel tersebut akan dibangun di kawasan Sanur. "Fasilitasnya sedikit mendekati bintang 4 kendati kelasnya sebenarnya bintang 3," tambahnya. Karena itu, akan ada kolam renang, lapangan tenis, dan mini club. Untuk pembangunan hotel, YJHT sebagai pemegang saham terbesar (40%) akan bekerja sama dengan Poleko Group (perusahaan milik A. Baramuli) bersama Lee Garden dari Hong Kong. Peletakan batu pertama direncanakan Agustus depan, dan lahan seluas 6,3 ha sudah dibebaskan. Mengapa YJHT terjun ke bisnis hotel? "Investasi kami memakai dua patokan," kata Soemaruto. "Pertama, harus memberikan prospek lebih baik dari deposito. Kedua, sekaligus menyiapkan lapangan kerja bagi karyawan BTN yang akan pensiun atau posisinya sudah mencapai puncaknya tapi masih potensial."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini