Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

IHSG Diprediksi akan Tumbuh Positif Tahun Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bakal tumbuh positif tahun ini meski ada gejolak akibat terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS.

14 Januari 2025 | 19.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bursa Efek Indonesia di Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Terpilihnya kembali Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat, membuat pasar global dan domestik diprediksi akan terguncang. Meski begitu, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menyampaikan bahwa pasar modal Indonesia masih bisa melaju positif. Ia memprediksi di 2025 pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mencapai level 8.000.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Meskipun sekarang pelaku pasar masih menunggu berita positif dari global dan dalam negeri, kami masih optimis terhadap pasar saham Indonesia karena dua faktor dari dalam negeri, inflasi yang stabil dan daya beli yang terjaga, " ujarnya dalam forum Media Day Mirae Asset Sekuritas di Jakarta Selatan, Selasa, 14 Januari 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Analis Saham itu menjelaskan bahwa inflasi Indonesia hingga kini terus menunjukkan penurunan. Harga bahan makanan pun akan tetap stabil selama tidak ada gangguan cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi produksi pangan. Ditambah dengan adanya pembatasan pemberlakuan efektif PPN 12% khusus untuk barang dan jasa mewah, kata dia, kedua hal itu dapat menjaga daya beli dan konsumsi masyarakat Indonesia. 

"Melihat hal tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diprediksi akan mencapai 5% dengan posisi suku bunga acuan 5,5% pada akhir tahun," tuturnya.

Meski demikian, Rully memprediksi dengan kondisi pasar yang masih berfluktuasi tajam dalam rangka antisipasi terhadap efek dari kebijakan Trump, besar kemungkinan Bank Indonesia (BI) tidak akan menaikan suku bunga di semester awal ini. "Kemungkinan baru akan menurunkan suku bunga pada semester II 2025," ucap dia. 

Imbas kondisi itu juga, PT Mirae Asset Indonesia menyarankan agar para investor lebih selektif dalam berinvestasi. Ia menyarankan agar investor memilih saham-saham yang berdeviden tinggi. Head of Proprietary Investment Mirae Asset Handiman Soetoyo mengatakan terdapat 80 saham yang dapat menjadi pilihan untuk mendapatkan keuntungan investasi ketika pasar saham penuh ketidakpastian.

“80 saham perusahaan berdeviden tinggi itu tersebar di seluruh sektor usaha yang ada di bursa, kecuali sektor properti,” ujarnya.

Dari 80 saham tersebut, lima saham utama pilihan Mirae Asset adalah PT BPD Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Trans Power Marine Tbk (TPMA).  

Pada 2025, Handiman menuturkan total dividen perusahaan penghuni bursa saham sebesar Rp 322,4 triliun. Target itu turun 11,4% dari tahun sebelumnya, yang mencatat rekor tertinggi sepanjang masa sebesar Rp 364,2 triliun. Alasannya, terdapat kejadian yang di luar kebiasaan pada tahun lalu berupa penawaran dividen spesial oleh PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) senilai Rp 41,53 triliun. 

“Perusahaan-perusahaan berdeviden tinggi tersebut berpotensi kembali menawarkan dividen yang menarik tahun ini, terutama berkaca pada catatan historis pembayaran dividen tahun lalu,” ucapnya. 

Dalam laporan Tempo sebelumnya, beberapa kebijakan Trump yang diprediksi akan mengguncang perekonomian global adalah kenaikan tarif impor, penambahan defisit anggaran, dan pemangkasan pajak. Ketiganya akan menyebabkan naiknya tingkat inflasi dan bunga. 

Yopie Hidayat berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus