Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Busana berkelanjutan adalah tipe busana yang mengedepankan kelestarian lingkungan dan kemanusiaan. Konsep busana inilah yang membawa merek Tufine mencapai posisi runner-up pertama dalam "ARQAM Accelerator: Fashion and Beauty Care 2022", pada 13 Oktober 2022 dan mendapatkan komitmen pendanaan serta pelatihan bersama para ahli.
Fitrias Rahayu, pendiri Tufine, menuturkan merek tersebut lahir dari permintaan pasar yang begitu besar terhadap busana berkelanjutan. Ia punya impian untuk mengaplikasikan konsep ramah lingkungan ke dalam seluruh proses pembuatan Tufine. “Tufine telah memulainya dengan memakai bahan-bahan organik dari kain hingga pewarna pada beberapa produk,” kata dia kemarin.
Tidak berhenti pada penciptaan busana berkelanjutan, Tufine berusaha membuat proses bisnis yang bersahabat dengan lingkungan. Misalnya, Fitrias membagi-bagikan greeting card berisikan benih yang bisa ditanam, serta mendaur ulang bahan sisa busana. Sebab, menurut Fitrias, akan sia-sia jika suatu produk sudah berbahan organik tapi bahan sisanya masih terbuang.
Kecenderungan harga busana berkelanjutan yang jauh lebih mahal ketimbang busana konvensional telah diantisipasi oleh Fitrias. Ia optimistis pelanggannya tidak akan lari dari Tufine. Harga produk-produk Tufine, dia berujar, masih terjangkau dan dengan kualitas yang baik.
Fitrias mengklaim harga produknya yang paling rendah Rp 299 ribu, lebih murah dibanding produk kompetitor. Ia menyatakan sedang melakukan riset untuk mencari vendor bahan yang dapat diajak bekerja sama, serta merancang busana yang tidak terlalu banyak menggunakan bahan namun tetap memiliki fungsi serupa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gerai Tufine di AQRAM Accelerator: Fashion and Beauty Care, Jakarta, 10 Oktober 2022. TEMPO/ Magang/ Nabilla Fadilla
Meluncurkan Sub-Brand Tubita
Sebagai solusi dari harga Tufine yang dianggap premium, Fitrias dan suaminya mengeluarkan sub-brand Tubita. Sub-brand ini berfokus pada produk-produk yang selaras dengan merek utama, namun dengan harga lebih terjangkau. Saat ini Tubita hanya menjual produk khusus wanita dengan varian produk hijab, outer, mukena, dan gamis. Harga Tubita dimulai dari Rp 50 ribu, yang merupakan produk kerudung.
Pembentukan Tubita juga dimaksudkan sebagai transisi Tufine menjadi merek dengan 100 persen bahan berkelanjutan. Nantinya, semua produk berbahan poliester akan dialihkan ke Tubita, sedangkan Tufine akan memakai bahan organik yang ramah lingkungan. Fitrias menambahkan, strategi ini juga sebagai bentuk promosi untuk mengenalkan busana berkelanjutan kepada target pelanggan, karena tidak semua orang peduli terhadap konsep busana berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Tubita juga memiliki kategori khusus umrah dan haji. Dalam kategori ini, terdapat produk gamis wanita yang sesuai untuk ibadah umrah dan haji. Sedangkan Tufine, walaupun tidak memiliki memiliki produk khusus umrah dan haji, memiliki lini produk yang terdiri atas atasan, outer, bawahan, dan alas kaki yang cocok untuk dibawa beribadah.
Fitrias menggambarkan Tufine sebagai merek busana muslimah yang berkonsep minimalis, simpel, dan juga abadi. Merek ini mengusung konsep untuk menjadi jembatan bagi muslimah untuk berpakaian sesuai dengan syariat. Produk-produk yang dijual di antaranya hijab, atasan, bawahan, mukena, hingga gamis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim Tufine. Dok. Pribadi
Perjuangan Fitrias merintis Tufine berawal dari keinginannya mengenakan busana polos dan tertutup. Ia bercerita, pada 2016-2017 tidak begitu banyak toko daring yang menjual produk tersebut. Sekalipun ada, biasanya harganya mahal. Hal tersebut membuat Fitrias sulit bergaya sesuai dengan selera dan memutuskan untuk membuatnya sendiri.
Ia mengaku awalnya tidak ada niat untuk membuka bisnis. Ia hanya ingin menciptakan pakaian yang nyaman. Sementara jika ingin membeli baju yang sesuai dengan kemauan, harganya mahal. Fitrias juga berkeinginan membantu wanita-wanita lain yang memiliki masalah yang sama. Akhirnya ia memantapkan diri untuk berhenti dari pekerjaannya dan masuk ke dunia busana.
Fitrias menjadikan uang dari pekerjaan sebelumnya sebagai modal awal usaha. Modal yang tak seberapa itu dipakainya untuk mendirikan “Tufine Hijab”, di mana ia menjual berbagai macam jenis hijab. “Gaji saya ketika itu kurang-lebih Rp 7 juta, dan itu yang menjadi modal awal.”
Ia lalu mempekerjakan rekan-rekan kerja ibunya yang dulu merupakan buruh pabrik konfeksi. Karena produknya disukai oleh konsumen, “Tufine Hijab” akhirnya tersebar dari mulut ke mulut hingga akhirnya menjadi merek “Tufine” pada 2019.
Meningkatkan Penjualan Melalui e-Commerce
Pendiri dan pemilik Tufine, Fitrias Rahayu. Dok. Pribadi
Saat ini Tufine memanfaatkan lokapasar Shopee dan Tokopedia, serta situs web Tufine yang terafiliasi dengan WhatsApp, untuk melakukan transaksi penjualan. Terbaru, Tufine mencoba penjualan secara live streaming melalui fitur TikTok Shop. “Tiktok cocok untuk menjual aksesori dan produk dengan diskon besar. Sedangkan Tokopedia untuk menjual produk eco friendly,” kata dia. Dari ketiga aplikasi tersebut, Shopee masih memegang penjualan terbanyak.
Sukses Tufine dalam satu tahun terakhir melambungkan nama Fitrias. Ia diminta menjadi pembicara dalam acara yang diselenggarakan lokapasar Evermos dan W20 bersama pendiri Sakinah, Reni Triana; dan pendiri Vienka Skincare, Rika Prasetia, pada 22 Juni 2022. Tidak hanya itu, Tufine juga meraih Golden Ticket YEZ 2.0 dari Bank BJB pada 13 Oktober 2022.
Setelah mendapat komitmen pendanaan melalui “ARQAM Accelerator: Fashion and Beauty Care 2022”, Tufine berencana memperbesar pasar dan mendorong edukasi konsep ramah lingkungan. Tujuannya agar para pelanggan dapat merasakan sendiri perbedaan bahan yang ramah lingkungan dan yang tidak.
Kemajuan Tufine, ucap Fitrias, tidak akan terjadi jika ia tidak memiliki mitra yang tepat. Dorongan dari suami yang kini menjabat CEO Tufine adalah titik balik perusahaan untuk kembali bangkit dan bertumbuh. Ke depan, kata dia, Tufine akan berkolaborasi dengan Tancel sebagai merek yang juga menggunakan material organik.
Fitrias berharap akan ada kolaborasi lain bersama merek-merek yang memiliki konsep berkelanjutan dan memakai material yang ramah lingkungan. Tufine kini juga secara aktif membagikan ilmu melalui berbagai kelas. “Semua bisa, asalkan kita memiliki niat yang kuat dan istikamah dalam menjalankannya.”
NABILLA FADILLA | NOVA YUSTIKA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo