DENGAN berbagai cara, ternyata, subsidi ekspor dilakukan juga oleh negara-negara industri maju. Ketua US Export-lmport Bank, William Draper III, pekan lalu mengungkapkan bahwa praktek itu dilakukan antara lain berbentuk campuran kredit dan bantuan mengikat. Praktek itu diberikan terutama sejak timbulnya resesi dunia dan krisis utang negara-negara berkembang. Jumlah kredit campuran yang ditawarkan mereka, tahun silam hampir mencapai US$ 6,5 milyar. "Prancis merupakan penawar terbesar, US$ 1,7 milyar," tutur Draper mengutip laporan 1984 OECO (Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan). Jerman Barat dikatakan menawarkan US$ 1,1 milyar, dan Inggris USS 820 juta. Menurut Draper, Jepang juga memberikan subsidi ekspor, tapi tak dijelaskan jumlahnya. Pemerintah AS, yang tak menyukai hal itu, kini justru hendak ikut. Presiden Ronald Reagan dikabarkan telah mengusulkan dana US$ 300 juta untuk membantu perusahaan-perusahaan Amerika yang mengeluh karena tergunting dalam tender penjualan luar negeri oleh saingan mereka yang menerima subsidi pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini