Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Indikator

GKBI sudah terlanjur hancur. pemerintah mulai campur tangan dengann ikut membentuk pengurus sementara. Untuk menghidupkan kembali 8.000 pengusaha batik di samping utang yang terus melilit. (eb)

12 Oktober 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK mampu lagi mencari jalan keluar, setelah dililit utang sampai sekitar Rp 38 milyar akhirnya GKBI (induk koperasi batik) meminta campur tangan pemerintah. Senin lalu memenuhi permintaan rapat anggota seminggu sebelumnya, Menteri Koperasi Bustanil Arifin melantik pengurus sementara yang diketuai - tak lain - Dirjen Bina Usaha Koperasi Drs. Sularso sendiri. Sebagai penasihat ditunjuk bekas ketua, H. Badruddin, dan menantu Bapak Koperasi Bung Hatta, Dr. Sri Edi Swasono. Menghidupkan kembali 8.000 pengusaha batik yang tergabung dalam 40 koperasi primer, yang merupakan anggota GKBI, tentu merupakan tugas utama di samping soal utang yang dibuat pengurus lama. "Saya hanya akan berusaha meningkatkan semangat koperasi-koperasi primer dalam situasi resesi ini," kata Edi Swasono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus