SEBAGAI lembaga keuangan, Export-Import Bank (Exim Bank) dari AS, dalam tiga tahun belakangan ini, posisinya cukup menonjol di Indonesia. Banyak barang modal bikinan Amerika mengalir ke sini melalui perantaraan lembaga keuangan milik pemerintah federal itu. Sampai saat William Draper III, presiden direktur bank itu, meninggalkan Jakarta, pekan lalu, jumlah kredit ekspor yang disalurkannya sudah mencapai US$ 1,2 milyar. Komitmen terakhir yang, konon, bisa dikantunginya adalah penyediaan barang modal untuk proyek Alumina di Bintan, suplai kerangka helikopter untuk PT Nurtanio, dan penyediaan mesin bagi PT Cold Rolling Mill. Kata sebuah sumber, komitmen baru itu berjumlah sekitar US$ 300 juta, dengan tingkat bunga cukup lunak dan berjangka pembayaran rata-rata 10 tahun. Untung bagi industri di AS, pada saat resesi seperti sekarang masih ada negara berkembang seperti Indonesia yang bersedia meminjam melalui fasilitas kredit ekspor untuk membeli barang modal mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini