SESUDAH diprotes bertubi-tubi, Washington tampaknya akan membikin luwes ketentu an mengenai keharusan eksportir pakaian jadi menguraikan proses pembuatan, asal bahan baku, dan menyebut seluruh biaya yang membebani mata dagangan itu. Kewajiban mengisi semua itu dalam Surat Keterangan Asal (Sertificate of Origin), yang akan berlaku 7 September nanti, "Jika diperlukan, bisa dimodifikasikan," ujar Alan Romberg, juru bicara departemen luar negeri AS, pekan lalu. Selain menggembirakan kalangan eksportir pakaian jadi di sini, pernyataan itu jelas merupakan angin segar bagi RRC. Menurut pelbagai koran Hong Kong, negeri ini diduga bakal terpukul hebat oleh ketentuan sepihak tadi: Sekitar 50 ribu pekerja di pelbagai industri tekstil dan pakaian jadi di Provinsi Guangdong bakal jadi penganggur karena ketentuan tadi. Jika ketentuan itu dilaksanakan, besar kemungkinan mereka tidak akan memperoleh order mengerjakan bagian-bagian pakaian jadi, sebelum akhirnya dirakit di Hong Kong. Beleid seperti itu sudah lama ditempuh para pengusaha Hong Kong, yang menyediakan bahan baku tekstil dan peralatan menjahit sederhana, karena ongkos buruh dan sewa tanah di RRC cukup murah. Dari pekerjaan ini, para buruh di Guangdong tahun lalu diperkirakan menerima upah US$ 30 juta. Para eksportir pakaian jadi Hong Kong sendiri, kalau ketentuan Bea Cukai AS tadi dilaksanakan, diduga akan menderita kerugian US$ 250 juta tahun ini. Karena alasan itulah, masuk akal bila mereka kemudian mengancam akan memboikot rokok buatan Amerika, yang nilai ekspornya ke Hong Kong setiap tahun mencapai HK$ 1,2 milyar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini