MEROSOTNYA penerimaan dari devisa minyak menyebabkan Indonesia terpaksa membutuhkan kredit luar negeri lagi. Berita dari Hong Kong, pekan lalu, mengatakan bahwa beberapa bank diminta menyediakan kredit sebesar US$ 506 juta. Pinjaman dalam bentuk dolar AS, 300 juta, akan disediakan Chase Manhattan Bank, Industrial Bank of Japan dan Manufacturers Hanover Trust Co. Sedangkan dalam bentuk yen Jepang, 50 milyar (US$ 206 juta), akan diatur Bank of Tokyo. Fasilitas pinjaman yang pertama akan merupakan kredit delapan tahun. Untuk empat tahun pertama, akan merupakan dana standby. Jika dana itu diambil, Indonesia harus membayar bunga 0,625% di atas suku bunga pinjaman antarbank di London (Libor), yang kini sedikit di atas 12%. Bunga itu akan dikenakan hanya jika Indonesia tidak menggunakan pinjaman itu lebih dari 60% (US$ 180 juta). Jika lebih, akan dikenakan bunga 0,75% di atas Libor. Fasilitas pinjaman dalam bentuk yen belum jelas ketentuannya. Bulan lalu, Indonesia menandatangani pinjaman 40 milyar yen, sedangkan awal tahun ini sudah meminjam lagi USS 750 juta. Para bankir menilai, posisi neraca pembayaran Indonesia makin baik, terutama sesudah pemerintah menunda sejumlah proyek yang memakan banyak devisa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini