ANGGOTA OPEC terkemuka, Arab Saudi, selama ini berprinsip bahwa ia tak menyukai pembelanjaan dengan membarter minyak. Namun, di pertemuan OPEC dua pekan lalu, Menteri Perminyakan Ahmad Zaki Yamani mengatakan, perusahaan penerbangan Saudi Arabian Airlines sudah hampir merampungkan kontrak pembelian 10 Boeing 747 dengan barter minyak. Jet-jet jumbo bernilai seluruhnya sekitar US$ 1 milyar itu akan ditukarkan dengan sekitar 37 juta barel minyak, yakni jumlah produksi Arab Saudi kira-kira seminggu. Minyak yang akan diserahkan itu, kabarnya, ditentukan sesuai dengan harga terendah di pasaran bebas (spot market). Harga Arabian Light Crude di pasar London, pekan lalu, US$ 27.50 per barel, yakni 5,17% di bawah harga OPEC. Minyak barter tadi tidak akan diberikan langsung kepada perusahaan perakit pesawat Boeing dan perakit mesin pesawat Rolls-Royce, melainkan kepada distributor minyak yang mereka tunjuk. Barter minyak dengan pesawat jet yang akan terjadi pertama kali di dunia industri itu ditempuh Arab Saudi, karena kekurangan petrodolar di tengah musim banjir minyak dunia sekarang ini. Belum jelas apakah langkah Arab Saudi itu akan diprotes atau ditiru para anggota OPEC lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini