Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Indonesia Ingin Gabung BRICS, Ekonom Sarankan Indonesia Juga Gabung OECD

Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, berpendapat Indonesia baiknya bergabung ke forum BRICS maupun ke OECD

27 Oktober 2024 | 15.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Logo OECD. Wikipedia.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, berpendapat Indonesia dapat mengambil skenario terbaik yang dapat diambil, yaitu dengan bergabung ke forum BRICS maupun ke Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Hal itu, kata Wijayanto, dapat mendongkrak profil internasional serta meningkatkan posisi tawar Indonesia di mata global.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

The best scenario adalah bergabung dengan keduanya seperti yang coba dilakukan Thailand dan Turki,” kata Wijayanto dalam keterangan tertulis seperti dikutip Sabtu, 26 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Wijayanto, tidak ada ketentuan formal yang menghalangi Indonesia untuk dapat menjadi anggota dalam kedua forum tersebut sekaligus. Menjadi anggota BRICS tidak harus diartikan menjaga jarak dengan European Union (EU) dan USA yang merupakan anggota OECD. Sebaliknya, menjadi anggota OECD tidak berarti menjaga jarak dengan negara-negara BRICS, terutama China dan Rusia.

“OECD dan BRICS bukanlah blok yang rigid, masing-masing anggota tetap bebas melakukan kerja sama,” ucapnya.

Namun, bila nantinya Indonesia harus memilih salah satu forum saja untuk diikuti, harus ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Indonesia. Dalam hal ini, mana yang lebih memberikan keuntungan bagi Indonesia itulah yang harus dipilih. Perlu juga dipertimbangkan forum mana yang lebih menghargai posisi Indonesia, sehingga keanggotaan Indonesia bisa dieksekusi lebih cepat.

“Sebagai analogi, jika kita punya dua pilihan mobil yang dua-duanya mempunyai perbedaan kualitas, tetapi kita masih bisa mentolerir perbedaan itu, maka kita akan memilih mobil yang persyaratan belinya tidak bertele-tele,” kata Wijayanto.

Namun, Wijayanto menegaskan, Indonesia sebaiknya tidak menghabiskan waktu terlalu lama untuk memilih. Menurutnya, bila Indonesia terlalu lama menghabiskan waktu untuk memilih, hal tersebut hanya akan menghasilkan skenario terburuk bagi Indonesia.

“The worst scenario adalah kita dalam posisi digantung. Tidak menjadi bagian dari keduanya adalah akibat kita ragu menentukan sikap,” ucapnya.

Sebelumnya dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI pada Jumat, 25 Oktober 2024, Indonesia menyampaikan keinginan bergabung dengan BRICS dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia pada 23-24 Oktober 2024. Dengan pengumuman tersebut, maka proses Indonesia untuk bergabung menjadi anggota BRICS telah dimulai.

Fachri Hamzah ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus