MAJALAH bisnis di Indonesia masih jarang. Dari beberapa yang
ada, hidupnya jatuh bangun -- bahkan seperti Progres sudah lama
tak kelihatan. Awal Juli, Eksekutif (28,5 cm x 22,5 cm) nomor
perdana, dengan wajah Menteri Riset dan Teknologi Prof. B.J.
Habibie di sampul depan, memasuki pasaran. Penuh dengan
warna-warni, dicetak di atas kertas art paper 240 gram (cover)
dan 140 gram, tampil dengan mewah, sasaran majalah ini adalah
para eksekutif menengah dan atas. "Terutama para eksekutif yang
sedang mencari bentuk manajemen perusahaannya," kata Toeti
Adhitama, Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab majalah itu.
Penyajian tulisan dan tatamuka majalah itu mengingatkan orang
pada Insight, suatu majalah bisnis yang terbit di Hongkong.
Pemimpin Umum ir Komajaya mengakui gagasan menerbitkan
majalahnya timbul setelah ia banyak membaca majalah bisnis dari
Amerika: Fortune, Forbes, dan Esquire. Dari beberapa majalah
bisnis yang terbit di Jakarta, ia masih melihat banyak yang
kurang dalam penyajian. "The man behind tke company kurang
ditonjolkan," katanya. "Di Jakarta ini belum ada satu majalah
pun yang menggunakan image pengusaha dengan baik."
Teknik wawancara utama dengan Habibie, yang luar biasa
panjangnya itu, kata Ny. Adhitama, mengambil gaya penyajian
Playboy. Konsep penyajian majalah yang terbit tengah bulanan ini
tidak beranjak pada konsep majalah berita. Direncanakannya
bentuk reportase yang mendalam, dengan menampilkan profil
seorang eksekutif lebih lengkap. Juga bimbingan bisnis dan
management (pengelolaan) yang teladan, bagi para pengusaha muda
yang sedang memulai. "Untuk itu kita akan banyak menampilkan
cerita usahawan Luar Negeri yang sukses, dalam cerita
terjemahan," ujar Ny. Adhitama.
Tapi pada nomor perdana itu, selain muncul cerita terjemahan
dari para pengusaha Arab Saudi yang berhasil, muncul tulisan dan
gambar artis film Rae Sita secara menyolok. Termasuk bisnis
juga? Ir Komajaya yang juga anggota direksi PT Pembangunan Jaya,
tersenyum. "Supaya tidak kelihatan kering," jawabnya. "Pin up
semacam itu dalam penerbitan berikutnya akan tetap
diselenggarakan."
Redaksinya berkantor di kantor PT Inscore Adcom -- yang
sekaligus sebagai konsultan dan pelaksana penerbitan, sedang
tatausahanya di Hotel Sabang, Jakarta. Nomor perdananya, kata
Ny. Adhitama, diedarkan 5.000 eksemplar. Pencetaknya PT
Temprint.
Yang menarik dari majalah ini adalah harga Rp 2.000/eksemplar
yang dipasangnya. Mahal? "Diselaraskan dengan ongkos produksi
dan harga kertas," jawab Komajaya.
Walaupun mahal, pihak pengelolanya optimis bahwa Eksekutif akan
bisa terjual dan ada pasarannya. Setidaknya, mereka sudah
menyediakan modal untuk dipakai sampai 18 edisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini