Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ini Harapan OJK usai BEI Luncurkan ESG Reporting untuk Emiten

ESG Reporting mengadopsi ASEAN Exchanges Common ESG Metrics, yang menjadi standar pelaporan keberlanjutan di Asia Tenggara.

25 Januari 2025 | 17.35 WIB

Pekerja melintas di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumar 28 Juni 2024 IHSG BEI pada Jumat (28/6) dibuka menguat 21,41 poin atau 0,31 persen ke posisi 6.989,37, sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,93 poin atau 0,56 persen ke posisi 879,33 mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pekerja melintas di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumar 28 Juni 2024 IHSG BEI pada Jumat (28/6) dibuka menguat 21,41 poin atau 0,31 persen ke posisi 6.989,37, sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,93 poin atau 0,56 persen ke posisi 879,33 mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengembangan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Evy Junita yakin pelaporan Environmental, Social, and Governance (ESG) ini tidak hanya meningkatkan kualitas informasi perusahaan tercatat. "Tetapi pada akhirnya juga akan mendukung pengembangan pasar modal berkelanjutan di Indonesia,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat, 24 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama OJK meresmikan ESG Reporting pada Rabu lalu, 22 Januari 2025 di Main Hall BEI. Langkah itu dilakukan untuk mendorong transparansi dan keberlanjutan di pasar modal Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Modul pelaporan ini telah terintegrasi dalam sistem Sarana Keterbukaan Informasi Bagi Perusahaan Tercatat (SPE-IDXnet) melalui form E020, yang mencakup laporan tahunan dan laporan keberlanjutan.

ESG Reporting mengadopsi ASEAN Exchanges Common ESG Metrics, yang menjadi standar pelaporan keberlanjutan di kawasan Asia Tenggara. Standar itu juga diselaraskan dengan Peraturan OJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Keuangan Berkelanjutan serta Surat Edaran OJK Nomor 16/SEOJK.04/2021 tentang laporan tahunan emiten.

Dengan peluncuran ESG Reporting ini, investor diharapkan dapat memiliki akses yang lebih baik terhadap informasi terkait aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dari perusahaan tercatat. Selain peluncuran ESG Reporting, data perdagangan saham BEI periode 20–24 Januari 2025 menunjukkan mayoritas indikator berada di zona positif.

Rata-rata nilai transaksi harian meningkat sebesar 6,90 persen menjadi Rp12,45 triliun dari Rp11,64 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian Bursa naik 5,23 persen menjadi 18,43 miliar lembar saham, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,16 persen ke level 7.166,056 dari 7.154,658 pada pekan lalu.

Namun, kapitalisasi pasar Bursa mengalami penurunan sebesar 0,08 persen menjadi Rp 12.462 triliun dari Rp 12.472 triliun pada pekan sebelumnya. Sementara itu, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 571,49 miliar pada perdagangan hari ini, sehingga total nilai jual bersih sepanjang tahun 2025 mencapai Rp 3,61 triliun.

Pada Senin, 20 Januari 2025, PT Sinar Mas Multiartha Tbk mencatatkan Obligasi Berkelanjutan III Sinar Mas Multiartha Tahap II Tahun 2025 dengan nilai pokok Rp 800 miliar di BEI. Obligasi ini mendapatkan peringkat irAA (Double A) dari PT Kredit Rating Indonesia. Dengan pencatatan ini, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2025 mencapai Rp 8,6 triliun.

Saat ini, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 593 emisi dengan nilai outstanding sebesar Rp 478,16 triliun dan US$ 85,71 juta, yang diterbitkan oleh 134 emiten. Selain itu, BEI juga mencatat 234 seri Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai nominal Rp 6.126,51 triliun dan US$ 502,10 juta, serta 8 emisi Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp 2,42 triliun.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus