Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan riset pasar keuangan Astronacci International memperkirakan saham-saham yang berpotensi mengalami kenaikan dalam waktu dekat. Kelima saham itu dari sektor yang berbeda-beda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Eksekutif Kantor (CEO) Astronacci International Gema Goeyardi mengungkapkan hal tersebut. Berikut lima saham yang berpotensi mengalami kenaikan dalam waktu dekat menurut Astronacci:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Charoen Pokphand Indonesia (CPIN)
"Emiten ini diperkirakan akan tumbuh moderat di tahun 2023, didukung oleh kebijakan kenaikan upah minimum yang setinggi-tingginya 10 persen dari tahun sebelumnya, pertimbangan segi pasokan, serta kegiatan pemangkasan Day Old Chicken Final Stock (DOC FS) untuk mengontrol supply juga akan berlanjut," kata Gema lewat keterangan tertulis yang diterima Tempo, Minggu, 29 Januari 2023.
Alhasil, lanjut dia, harga ayam berpotensi menjadi lebih stabil dan menguntungkan sektor ini. Menurutnya, secara teknikal CPIN masih bergerak dalam uptrend dengan target harga Rp 6.750 selama masih bertahan di atas area Rp 5.500.
2. PT Timah Tbk (TINS)
"Di Indonesia, keberadaan kendaraan listrik atau electric vehicle masih sangat prospektif mengingat Indonesia sebagai penghasil nikel terbesar pertama di dunia dengan cadangan 21 juta metrik ton, membuat perusahaan nikel di Indonesia diuntungkan karena tingginya potensi permintaan nikel di masa yang akan datang," ujar Gema.
Dia menilai, TINS saat ini telah menembus area konsolidasinya dengan target harga di Rp 1.480 selama mampu bertahan di atas area Rp 1.210.
Selanjutnya: 3. Semen Indonesia (SMGR)....
3. Semen Indonesia (SMGR)
Gema mengatakan, sektor semen tahun ini diharapkan dapat bertumbuh setelah mengalami gejolak naiknya harga komoditas batu bara.
"Normalisasi harga batubara global di tahun ini, tentunya akan menurunkan biaya bahan bakar dalam produksi semen, yang pada akhirnya berpeluang menaikkan margin bisnis perusahaan semen," papar Gema.
SMGR saat ini sedang bergerak di atas dynamic support untuk melanjutkan penguatannya ke area Rp 7.825 dengan support di area Rp 6.925.
4. Saratoga Investama Sedaya (SRTG)
"SRTG sebagai saham berpotensi selanjutnya telah menembus area base dengan target harga di area Rp 2.690 dan support pada area Rp 2.290," kata Gema.
Dia menilai, perusahaan tahun ini fokus membidik sektor pendukung transisi energi dalam jangka waktu pendek hingga panjang.
Pihak manajemen melihat prospek di sektor ini menjanjikan lantaran tren dunia yang semakin kuat mengarah ke penggunaan energi bersih. Hal ini, kata dia, sejalan dengan perkembangan ekosistem electric vehicle Indonesia, sehingga portofolio yang dipilih oleh manajemen berpotensi membuahkan keuntungan bagi perusahaan di masa yang akan datang.
5. Tjiwi Kimia (TKIM)
Gema mengatakan, Kementerian Perindustrian terus mengembangkan industri pulp dan kertas agar lebih produktif dan inovatif sehingga bisa berdaya saing di kancah domestik maupun global.
"Saat ini terdapat 111 perusahaan industri pulp dan kertas di dalam negeri. Dengan kapasitas terpasang masing- masing sebesar 12,13 juta ton per tahun untuk industri pulp dan 18,26 juta ton per tahun untuk industri kertas," ungkap Gema.
Selanjutnya: Gema menilai, dengan sumber daya....
Gema menilai, dengan sumber daya yang tebal ini Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan ekspor di kancah internasional yang pada akhirnya berdampak kepada profitabilitas perusahaan di sektor pulp dan kertas.
"Saham berpotensi terakhir datang dari industri pulp dan kertas, Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM), yang saat ini berpeluang mengejar area classic resistance Rp 8.025 selama bertahan di atas support Rp 6.750," tuturnya.
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat, 27 Januari 2023 dibuka menguat pada level 6.689,527 (+0,07 persen) dan mencatatkan total volume perdagangan 1,7 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,19 triliun.
Bursa saham di Asia Pasifik juga menguat mengikuti jejak Wall Street yang bangkit kembali setelah ekonomi Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih cepat dari perkiraan.
Menurut data, ekonomi AS tumbuh 2,9 per per tahun di Q4, dan ini lebih kuat dari prediksi sebelumnya. Indeks Nikkei 225 naik 0,11 persen pada jam pertama dan Topix naik 0,18 persen.
Indeks S&P/ASX 200 di Australia naik 0,23 persen. Indeks Kospi Korea Selatan teerpantau bergerak datar dan Kosdaq naik 0,18 persen.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.