Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Investasi Migas Diklaim Semakin Menjanjikan

Sejumlah investor bersiap ikut lelang wilayah kerja dengan skema gross split.

11 Mei 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah investor bersiap ikut lelang wilayah kerja dengan skema gross split.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Pemerintah optimistis tren buruk pada investasi sektor hulu minyak dan gas bumi dalam empat tahun belakangan akan berakhir pada 2018. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan kucuran modal untuk proyek migas hingga tahun ini bakal mencapai Rp 16,7 triliun atau naik 63 persen dibanding pada 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juru bicara Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Wisnu Pribawa Taher, mengatakan tren tersebut sudah terlihat sejak awal tahun. Realisasi investasi sepanjang kuartal I 2018 mencapai US$ 2,4 miliar. Angka ini naik 26 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu yang hanya senilai US$ 1,9 miliar. "Kami mematok target tinggi," ujar Wisnu kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SKK Migas menilai geliat bisnis tahun ini akan ditopang oleh aktivitas eksploitasi, seperti pengeboran pengembangan di 175 sumur, kerja ulang di 483 sumur, dan perawatan di 41,8 ribu sumur. Sedangkan eksplorasi juga dilaksanakan tahun ini berupa studi geologi dan geofisika sebanyak 119 kegiatan, survei seismik 2D sepanjang 3.150 kilometer, serta survei 3D seluas 3.011 kilometer persegi.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi sebelumnya mengatakan kegiatan pengeboran dan pencarian migas tahun ini juga didukung oleh kenaikan harga minyak dunia. Per April lalu, harga patokan minyak Indonesia (Indonesia crude price/ICP) mencapai US$ 67,4 per barel, jauh lebih tinggi dibanding April tahun lalu yang hanya US$ 49,6 per barel.

Amien berharap kenaikan harga juga memicu eksplorasi migas dalam skala besar. "Tujuannya adalah giant discovery," tutur dia.

Kepada Tempo, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengklaim bisnis migas domestik masih menarik bagi investor sekalipun pemerintah menerapkan sistem kontrak bagi hasil bruto (gross split). Menurut dia, pemerintah sudah menyiapkan insentif supaya kontrak gross split lebih menguntungkan.

Tahun ini, pemerintah memperoleh komitmen kegiatan di empat blok migas baru dengan sistem gross split. Empat investor hasil penawaran langsung itu meliputi konsorsium PT Cogen Nusantara Energi-PT Green World Nusantara di Blok Citarum, ENI Indonesia di Blok East Ganal, Lion Energy Limited di Blok East Seram, dan Konsorsium Talisman West Bengara BV-MOEACO South Sumatra Co Ltd di Southeast Jambi.

Pada 2017, komitmen pengelolaan blok dengan skema gross split diperoleh pemerintah di lima blok. "Hasilnya baru akan kita nikmati 10-20 tahun mendatang," kata Arcandra.

Presiden Direktur PT Saka Energi, Tumbur Parlindungan, optimistis harga minyak turut mengerek minat investor untuk berekspansi di blok migas baru. Menurut Tumbur, saat ini perusahaannya tengah mengkaji rencana pengambilan dokumen lelang wilayah kerja.

Saka sebelumnya sudah memenangi lelang pengelolaan dua wilayah kerja, yaitu blok Pekawai (Kalimantan Timur) dan West Yamdena di lepas pantai serta daratan Maluku. "Kesempatan ekspansi sedang kami kaji. Saya kira semua kontraktor seperti itu saat harga minyak sedang bagus," kata Tumbur.

Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit, Chuck Taylor, juga menilai investasi migas Indonesia berpeluang meningkat. Syaratnya, kata dia, pemerintah harus memastikan kepastian fiskal yang sama-sama menguntungkan bagi kedua pihak. "Dengan iklim investasi yang kompetitif dan potensi cadangan yang ada, Indonesia memiliki peluang meningkatkan investasi migas, lapangan kerja, dan pendapatan yang lebih tinggi bagi pemerintah," ucap Chuck, dalam keterangan resminya, pekan lalu.

Kenaikan harga turut memicu Chevron mengajukan proposal pengembangan lanjutan di enam lapangan di Blok Rokan, Riau. Perusahaan asal Amerika Serikat ini juga tengah mengajukan perpanjangan pengelolaan blok setelah kontrak berakhir pada 2021 mendatang. ROBBY IRFANY

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus