Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Jalan Menuju Mangaka

16 April 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan langkah tergopoh-gopoh Nico Anthony, 23 tahun, memasuki ruang kelas. Dia sudah melewatkan waktu belajar yang lumayan lama. ”Jalanan macet,” ia berkilah kepada guru yang dipanggilnya Shinsei tentang alasan keterlambatannya. Sejurus kemudian ia duduk, mengambil pensil dan kertas, lalu mulai menggambar.

Nico, yang baru saja lulus dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia, merupakan siswa Machiko Manga School di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Sekolah ini mengajarkan cara membuat komik. ”Dulu saya pernah belajar tapi terhenti, sekarang setelah lulus saya belajar lagi,” katanya. Ia menggantungkan cita-cita ingin menulis komik sendiri sekalipun kelak sudah bekerja.

Selain Nico, di sana ada Dian Pratiwi, 15 tahun. Ikut kursus manga, menurut siswi SMP Tarakanita ini, adalah bekal menjadi mangaka alias pembuat manga profesional. ”Setelah lulus SMU, saya akan berangkat ke Jepang, khusus belajar manga,” katanya.

Sekolah yang didirikan Machiko Maeyama, 40 tahun, ini terbagi dalam dua kelas. Kelas pertama untuk anak-anak dari usia 10-12 tahun. Di atasnya ada kelas dewasa. Di level ini, ada lima tingkat dengan pendalaman materi yang berbeda-beda. Siswa belajar selama tiga bulan dalam 12 kali pertemuan.

Biaya belajar untuk kelas anak-anak dipatok Rp 1,3 juta, sedangkan kelas dewasa Rp 1,9 juta. Kendati tidak murah, peminatnya tak pernah sepi. Bahkan, karena kelas dibatasi hanya untuk 10 siswa, banyak calon murid terpaksa mengantre.

Machiko merupakan daya tarik sekolah ini. Perempuan itu pernah bekerja sebagai asisten mangaka di negeri asalnya. Hingga kini ia juga masih membuat manga. ”Di Ja-karta hanya satu orang Jepang yang mengajari manga,” katanya dengan bahasa Indonesia yang lumayan lancar.

Di bawah bimbingannya, sekolah ini telah menghasilkan sejumlah komikus. Salah satunya Fauziah, yang memiliki nama pena Faw. Ia membuat komik berjudul How Come dan diterbitkan Elex Media Komputindo. Lulusan lainnya membuat majalah manga sendiri (lihat Dorachi pun Terbang ke Jakarta).

Machiko Manga School bukan satu-satunya sekolah mem-buat manga di Jakarta. Sekolah serupa ada juga di Cideng, Jakarta Pusat; Cipete, Jakarta Selatan; dan Kedoya, Jakarta Barat. Ada pula kursus yang diadakan di sejumlah mal.

Di Bandung, ada Acolyte, yang selalu kebanjiran murid. Mereka semua berusaha mencetak mangaka profesional atau sekadar mengenalkan garis dan bentuk manga pada anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Acolyte mengarahkan siswa belajar berbagai program, antara lain Doujinshi Club, yang dirancang untuk siswa yang ingin membuat komik sebatas adaptasi, parodi, atau fanfiction dari karya artis favorit.

Bagi mereka yang ingin berkarier sebagai komikus profesional, Acolyte menyediakan Professional Comic Artist. Adapun Comic for Kids adalah program membuat komik bagi anak-anak. Sedangkan Anime for Kids untuk memperkenalkan film kartun atau animasi sederhana kepada anak-anak.

Pengajar di Acolyte kebanyakan alumninya sendiri. ”Mereka adalah bekas murid sehingga sudah memenuhi standar yang ditetapkan dewan,” kata Ruben, pengelola Acolyte. Dewan yang dimaksud tak lain para pakar di bidang komik dan animasi yang menentukan arah kursus dan menyusun materi serta melatih anak buahnya. Berhasilkah arahan yang mereka lakukan?

Peserta mungkin tak terlalu ambil pusing. Mereka mengikuti kursus semata agar bisa membuat komik. Simaklah Sebastian, siswa kelas 1 SMP, yang mengikuti kursus di Acolyte. ”Kalau sudah jago, saya mau bikin komik sendiri,” katanya.

Irfan Budiman, Rana Akbari Fitriawan (Bandung)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus