Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan pemerintah provinsi tengah mengkaji rencana jalan tol Cikarang - Ciranjang sepanjang 52,3 kilometer, yang digagas konsorsium PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Wira Nusantara Bumi (WNB).
Baca juga: Tol Layang Jakarta-Cikampek II Ditargetkan Selesai Maret 2019
“Sekarang memastikan dari segi tata ruang tata wilayah dulu,” katanya di Bandung, Selasa, 16 Oktober 2018.
Iwa menuturkan kajian kesesuaian tata ruang tersebut dibahas bersama pemerintah Kabupaten Bekasi, Bogor, dan Cianjur karena rancangan jalan tol tersebut melintasi tiga daerah itu. Setelah dari sisi tata ruang serta kesiapan lahannya memungkinkan dibangun, maka tahapan berikutnya adalah menunggu persetujuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Menurut Iwa, PT PP sebagai perwakilan konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah Jawa Barat pada 24 September 2018 mengenai rencana jalan tol tersebut. Atas dasar surat tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan rapat koordinasi dengan perwakilan Kabupaten Bogor, Bekasi, dan Cianjur serta dinas-dinas terkait di Provinsi Jawa Barat. Rapat dilakukan agar jalan tol terintegrasi dan dikomunikasikan dengan kabupaten/kota.
Iwa menyebutkan jalan tol tersebut digagas untuk menjadi alternatif jalan penghubung Jakarta-Bandung, yang selama ini mengandalkan jalan tol Cikampek dan Cipularang. Peningkatan kapasitas jalan tol tengah yakni dengan proyek jalan tol Cikampek dari Karawang menuju Cikunir, serta jalan tol Cikampek 2 dari Jati Asih/JORR menuju Sadang.
“Kebutuhan peningkatan jalan tol Cipularang sangat mendesak. Namun pelebaran jalan tol Cipularang menjadi tidak mungkin dilaksanakan karena ketiadaan lahan. Pertumbuhan lalu lintas jalan tol yang dioperasikan tahun ini volume kapasitas rasionya sudah 0,8, diperkirakan volume kapasitas rasio pada tahun 2025 akan lebih besar dari 1. Kalau ada kendala sedikit saja akan macet total,” ujar Iwa.
Iwa mengatakan pemerintah juga tengah membangun jalan tol Sukabumi-Ciranjang, yang selanjutnya akan diteruskan dengan ruas Ciranjang-Padalarang. Jalan tol ini merupakan kelanjutan dari jalan tol Ciawi-Sukabumi yang kini baru tembus hingga Lido.
Iwa menuturkan, jika semua jalan tol tersebut bisa rampung bersamaan, akan memangkas waktu tempuh Jakarta-Bandung. “Sehingga nanti ada alternatif menuju Jakarta. Insya Allah kalau semua lancar, saya ke Jakarta bisa satu jam,” ucapnya.
Iwa berujar rencana jalan tol Cikarang-Ciranjang ini juga disiapkan menjadi alternatif jalan tol yang melintasi kawasan Puncak, Bogor. “Rencana jalan tol Cikarang-Ciranjang ini dapat menjadi alternatif jalan dari Jakarta ke kawasan wisata Puncak, yang selama ini melalui jalan tol Jagorawi,” tuturnya.
Rencana jalan tol Cikarang-Ciranjang sendiri dirancang sepanjang 52,3 kilometer. Rute yang di usulkan dibagi dalam empat seksi. Rinciannya, Seksi 1 sepanjang 8,357 kilometer ruas JCT Bojongmangu-Simpang Susun Cariu, Seksi II sepanjang 16,076 kilometer ruas Simpang Susun Cariu-Simpang Susun Tanjungsari, Seksi III 22,77 kilometer ruas Simpang Susun-Tanjungsari-Simpang Susun Mande, serta Seksi IV 5,098 kilometer ruas Simpang Susun Made-JCT Cirangjang Cianjur. “Lajurnya direncanakan masing-masing dua lajur kiri-kanan, 2 x 2,” kata Iwa.
Iwa menyebutkan hasil pra-studi rancangan jalan tol Cikarang-Ciranjang tersebut akan melintasi 70 persen dataran rendah dan 30 persen perbukitan. “Pemanfaatan lahan yang dilaluinya terdiri atas tegalan kurang-lebih 80 persen, hutan 10 persen, dan 10 persen permukiman,” ujarnya.
Iwa mengatakan jalan tol tersebut ditargetkan beroperasi pada 2025. “Ini masih dalam tahap usulan rencana awal. Masih ada proses panjang ke tahapan berikutnya. Tahapan berikutnya tergantung hasil rapat saat ini. Hasil ini akan dikomunikasikan dengan pihak terkait yang berwenang, dalam hal ini BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol),” ucapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini