Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengatakan keadaan ekonomi Indonesia sangat berbeda dengan negara lain. Jika di Amerika Serikat dan Korea Selatan, kata dia, perusahaan paling maju bergerak di bidang teknologi atau IT, sementara di India perusahaan energi yang berjaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di Indonesia beda dengan negara-negara lain, orang terkaya saat ini pengusaha rokok," kata Jusuf Kalla dalam seminar virtual Indef, Rabu, 9 Desember 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara tak langsung, menurut JK, pengusaha rokok menjadi orang terkaya karena besarnya konsumsi rokok di Tanah Air. Hal ini yang membuat JK menilai orang Indonesia berani.
"Karena walaupun dibungkus rokok ditulis bisa menyebabkan kanker dan kematian, tetap aja (industri) rokok itu maju. Tidak ada di dunia ini yang seperti itu," ujar Kalla.
Lebih jauh JK menilai seharusnya di masa pandemi seperti sekarang, menjadi momentum mengubah struktur perekonomian Indonesia. Ia mengaku pernah mengupayakan agar konsumsi rokok dikurangi, namun tidak terlalu berhasil karena banyak pendukungnya, termasuk para pejabat di pemerintahan.
JK pun menilai hal tersebut merupakan masalah yang harus dihadapi. "Karena pasti kalau pengusaha rokok yang jadi orang terkaya, tidak suistainable ekonomi kita. Karena itu maka perlu ada suatu inovasi. Kita tentu perlu upaya-upaya produktif," ucapnya.
Kalla juga menyebutkan sebaiknya ekonomi berdasar pada sumber daya alam yang dapat meningkatkan nilai tambah. Intinya, kata dia, agar ekonomi maju dan berkembang terus menerus, maka perlu mengkapitalisasi kekayaan alam menjadi suatu kemampuan dengan inovasi-inovasi yang baik. "Kita dipaksa sekarang untuk berinovasi."