Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi mencoba kereta moda raya terpadu (MRT) untuk kedua kalinya pada Kamis sore menjelang petang, 21 Maret 2019. Ia menjajal moda transportasi teranyar itu dari Halte Bunderan Hotel Indonesia (HI) menuju Halte Lebak Bulus bersama para penyandang disabilitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam perjalanan berangkat, para penyandang disabilitas duduk di gerbong keempat MRT. Sedangkan Jokowi di dua gerbong sebelumnya. Para penumpang itu turut dalam rombongan Kementerian Perhubungan atas undangan dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Menurut pantauan Tempo, para kaum difabel ini berasal dari berbagai kelompok. Di antaranya kelompok pegawai Kementerian Perhubungan dan kelompok disabilitas di Jakarta.
Jokowi baru masuk ke gerbong penumpang berkebutuhan khusus saat perjalanan pulang. Didampingi Iriana Joko Widodo dan Budi Karya Sumadi, mantan Gubernur DKI ini terlihat langsung membaur di tengah para difabel. Presiden mengambil posisi di tengah. Ia berdiri, sedangkan Iriana duduk di sampingnya.
Dalam perjumpaannya dengan para penyandang tunarungu, tunawicara, tunanetra, dan tunadaksa, Jokowi sempat diajari yel-yel. Seorang perempuan berkerudung berusia 20-an tahun meminta Jokowi mengikuti gerakannya.
Sekitar semenit Jokowi melihat gerakan-gerakan tangan yang dibuat oleh perempuan di depannya ini dengan saksama. “Kita – bisa – akses,” ujar sang penerjemah dengan intonasi yang terpatah-patah. Penyandang tunawicara itu memelankan gerakannya supaya Jokowi bisa memperagakan.
Gerakan itu di antaranya mengacungkan jempol, menumpuk kedua tangan dalam keadaan terbuka, dan menggoyangkan telapak tangan di dekat bahu. Gerakan itu diulang-ulang oleh Jokowi. Ia juga sempat membalikkan badan ke hadapan wartawan dan memperagakan gerakan tersebut untuk yang kesekian kali. Terakhir, Jokowi menyebut “MRT mantap” dengan gerakan isyarat.
Saat ditemui wartawan seusai menjajal MRT, Jokowi mengaku telah mendengar masukan dari para penyandang disabilitas. Presiden menyebut, mereka mengeluh soal jarak kereta dan lantai peron yang masih berjenjang. Selain itu, tulisan informasi pada pintu kereta kurang jelas. “Ini koreksi yang saya dengar dari para penumpang,” ujarnya.