Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Jose Ruben Zamora: Kami Pilih Tentara Sebagai Musuh

23 April 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

International Press Institute menobatkannya sebagai salah satu dari 50 pahlawan abad ke-20. Tapi, bagi bekas Presiden Guatemala, Jorge Serrano Elias, dan presiden yang sekarang, Alfonso Portillo, ia merupakan "ekstremis" yang amat mengganggu. Semua gara-gara sikap tanpa kompromi Jose Ruben Zamora dalam memimpin El Periodico, koran independen yang terkenal berani di negeri kecil di Amerika Tengah itu.

Tak terhitung teror dan ancaman yang dihadapi Zamora. Pada Mei 1996, granat menghancurkan mobilnya yang sedang parkir. Beruntung saat itu dia tengah makan di sebuah restoran. Tujuh tahun kemudian, Juni 2003, gerombolan bersenjata menyerbu rumahnya. Mereka mengikat Zamora dan keluarganya di kursi. Di bawah todongan senapan, ia dipaksa membatalkan rencana menulis korupsi beberapa pejabat Guatemala.

Akibat ancaman bertubi-tubi, Zamora terpaksa mengungsikan keluarganya ke Florida, Amerika Serikat. Dia sendiri tetap bertahan di Guatemala. "Kalau saya pergi juga, bagaimana dengan nasib 300 anggota staf saya?" katanya saat berkunjung ke kantor Tempo, Kami lalu. Lahir di Guatemala 51 tahun lalu, Zamora berasal dari keluarga wartawan. Keluarganya adalah pemilik koran La Hora.

Pada 1990, ia menerbitkan ko-rannya sendiri, Siglo Veintiuno ("Abad Ke-21"). Siglo segera berkibar sebagai media yang kritis terhadap pemerintahan otoriter Presiden Jorge Serrano Elias. Saat Elias membungkam kebebasan pers pada Mei 1993, Siglo menghitamkan semua naskah yang disensor pemerintah dan mengubah nama menjadi Siglo Catorce ("Abad Ke-14"). Tentara kemudian menyerbu kantor Siglo, menyita semua koran, dan membakarnya di jalan.

Beruntung Zamora sempat menyelundupkan sebagian naskah Siglo ke luar negeri. Elias segera menerima hujan protes dari berbagai negara. Namun sengketa dengan direksi membuat Zamora keluar dari Siglo. Mengandalkan sumbangan 125 orang-teman dan pihak yang bersimpati-ia mendirikan El Periodico pada 6 November 1996.

Dengan keuangan ekstraseret, koran baru ini segera menggebrak melalui li-putan-liputan investigatif. Sepuluh tahun kemudian barulah Zamora bisa menghela napas saat El Periodico mulai mencetak laba. "Utangnya kini nol," ujarnya. Pekan lalu, di sela-sela mengisi sebuah program pelatihan jurnalisme investigasi di Jakarta, dia menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan Tempo. Berikut ini penuturan Zamora tentang upaya dia memerangi impunitas dan membangun masyarakat Guatemala yang kritis lewat surat kabar.

Apa liputan El Periodico yang paling berbahaya?

Perdagangan narkotik, karena kejahatan ini tidak hanya melibatkan organisasi kriminal, tapi juga militer. Sebagai negara yang berbatasan dengan Meksiko, Guatemala menjadi tempat singgah narkotik dari Kolombia atau El Salvador sebelum dikirim ke Meksiko dan Amerika Serikat. Sangat sulit menjaga garis perbatasan yang sangat panjang.

Bisa diceritakan seperti apa investigasi yang dilakukan?

Secara metode, tidak banyak berbeda dengan Tempo. Yang sedikit membedakan, kami ingin hasilnya segera terlihat. Kami, misalnya, pernah menginvesti-gasi 16 anggota kongres dan membuktikan mereka korup. Namun, karena tidak ada institusi yang bergerak menindaknya, kami membuat iklan yang memuat foto-foto mereka yang korup ini agar masyarakat sadar dan menuntut anggota kongres itu mundur.

Kami juga pernah menggelar survei dan menemukan anggaran pendidikan Guatemala merupakan yang terendah di Amerika Latin, hanya sedikit di atas Haiti. El Periodico membuat petisi menuntut kenaikan anggaran pendidikan dan menaruhnya di tempat-tempat umum. Hasilnya, terkumpul 250 ribu tanda tangan. Anggaran pendidikan kemudian dinaikkan hingga 100 persen.

Sejauh mana pemilik media mendukung liputan investigasi?

Di El Periodico tidak ada pemilik mayoritas. Dan yang pertama kami pilih sebagai musuh adalah tentara. Kami melihat, walaupun tentara kelihatannya didukung kalangan bisnis dan masya-rakat, sebenarnya masyarakat tidak senang dengan tentara. Mereka juga memberikan dukungan kepada kami, tapi diam-diam. Dan setelah sekian lama, mereka makin berani terang-terangan mendukung kami.

Kadang sulit membuktikan kejahatan yang bersembunyi di balik bisnis. Bagaimana membongkarnya?

Anda bisa datang ke auditor forensik keuangan seperti JP Morgan atau Goldman Sachs. Mereka punya sumber daya untuk menelusuri kekayaan para kriminal hingga ke luar negeri. Biasanya pelaku kejahatan juga datang ke mereka.

Jadi terkadang Anda membayar untuk mendapat informasi?

Ya. Dan karena sangat mahal, biasanya hanya untuk kasus yang benar-benar besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus