Jurus Baru Pegadaian PAKTO 1988 secara tak langsung telah pula mengguncangkan usaha pegadaian. Lho? Ya, dengan menjamurnya kantor bank yang baru, plus merasuknya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ke tingkat kecamatan, nah, Jawatan Pegadaian merasa tersaingi. Soalnya, nasabah yang diincar Pegadaian juga dibidik BPR. Maka, dalam satu kesempatan di Jember, Jawa Timur, pekan lalu, Syamsir Kadir, Dirut Perusahaan Jawatan Pegadaian, mencanangkan jurus-jurus baru. Yang pertama, Jawatan Pegadaian akan menaikkan pagu kreditnya. Sebelumnya, pinjaman maksimal (untuk agunan senilai Rp 1 juta) hanya Rp 300 ribu, tapi kini dinaikkan menjadi Rp 500 ribu. "Bahkan ada Pegadaian di Surabaya yang berani memberikan pinjaman 90% dari nilai agunan," kata Syamsir. Di samping itu, kalau perlu Pegadaian akan menjemput nasabah. Caranya? Untuk calon nasabah yang malu menginjakkan kakinya di kantor Pegadaian, nah, mereka cukup melakukan kontak lewat telepon. "Petugas kami akan dengan senang hati mengunjungi rumah calon nasabah, lengkap dengan peralatan penilai seperti timbangan emas dan diamond selector," tutur Syamsir. Sebenarnya, posisi Pegadaian -- BUMN yang menurut Departemen Keuangan dinyatakan sehat -- belumlah terdesak betul. Tahun lalu target Rp 450 milyar, dari 490-an kantor Pegadaian, bisa tercapai. Tapi gerakan BPR yang tampak agresif tetap dikhawatirkan Syamsir. "Selain berani dalam memasang iklan, mereka juga menerima agunan dalam bentuk barang. "Persis seperti yang kami lakukan," katanya mengeluh. Jangan heran bila kelak Anda merasa membaca iklan Pegadaian di koran-koran. "Itu salah satu langkah yang kami rencanakan," demikian Dirut Pegadaian itu menandaskan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini