Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – PT Kereta Api Indonesia atau KAI memberlakukan perubahan pola operasi untuk kereta api Jatiluhur relasi Tanjung Priok-Purwakarta dan KA Walahar relasi Tanjung Priok-Cikampek. Dua kereta api tersebut saat ini tidak berhenti di Stasiun Kemayoran seperti biasanya.
Baca juga: Lebaran 2019, KAI Catat Jumlah Penumpang Kereta Naik 10 Persen
Executive Vice President PT KAI Daop I Deden Rusdiansyah mengatakan perubahan pola operasi ini bersifat sementara. Menurut dia, kereta lokal akan berhenti di Stasiun Kemayoran lagi bila jalur perlintasan sebidang di kawasan tersebut ditutup.
“Sekarang kan di jalur rel itu tidak steril karena kereta api berhenti di tengah perlintasan sebidang. Kalau nanti perlintasan sebidang ditutup, kereta bisa berhenti, orang bisa naik,” ujarnya kala ditemui Tempo di Jakarta Railway Center, Jakarta Pusat, Rabu, 19 Juni 2019.
Deden mengatakan pihaknya saat ini telah berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk merembuk penutupan perlintasan sebidang tersebut.
Adapun KAI menutup rute pemberhentian KA lokal Jatiluhur dan Walahar di Stasiun Kemayoran lantaran alasan mengedepankan keselamatan penumpang. Selama ini, penumpang dua KA itu acap tidak menunggu kereta di peron, melainkan di tepi rel tanpa pembatas. Hal ini dinilai membahayakan. Apalagi penumpang juga kerap terlihat berebut saat akan masuk ke kereta tanpa pengaturan petugas.
Sejumlah masyarakat lantas mengkritik kebijakan KAI. Dalam sebuah petisi di Change.org, pengguna kereta menilai perubahan pola kereta api tidak bijak lantaran perseroan tak menawarkan solusi. Dengan ditutupnya rute Stasiun Kemayoran, otomatis penumpang yang hendak naik KA Jatiluhur dan Walahar mesti lebih dulu pergi ke stasiun keberangkatan Tanjung Priok atau Tambun. Bagi warga yang bekerja di Jakarta Pusat, kebijakan ini dinilai menyusahkan.
Pengirim petisi, dalam laman Change.org, lantas mengimbuhkan, ketimbang menutup rute, semestinya KAI membuatkan peron temporer khusus. Peron ditujukan untuk penumpang KA lokal Jatiluhur dan Walahar supaya mereka tak lagi menunggu di tepi rel.
Atas kritik itu, Deden menjelaskan bahwa KAI memang telah memiliki desain peron temporer di Stasiun Kemayoran. “Ada desainnya kami nanti akan pasang peron panjang. Namun sekali lagi, tergantung perlintasan ditutup atau enggak,” ujarnya. Namun ia tak menjelaskan kapan pembangunan peron itu akan mulai direalisasikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini