Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara sedang mengkaji peluang kerja sama dengan Danantara. Menurut dia, Danantara menjadi angin segar dalam pembiayaan pembangunan nasional, termasuk program transmigrasi. Terlebih Danantara hadir di tengah anggaran Kementerian Transmigrasi tahun ini yang hanya senilai Rp 83,5 miliar.
Iftitah berencana mengajukan sejumlah program yang untuk diberi kucuran dana Danantara. Program-program yang ia usulkan akan berfokus pada program berpotensi ekonomi tinggi dan dapat menarik investasi swasta. Misalnya, Transmigrasi Karya Nusantara (TKN) yang berbasis penciptaan lapangan kerja dan Transmigrasi Gotong Royong (Trans-GR) yang berbasis potensi kawasan dan melibatkan dunia usaha.
Namun, Politikus Partai Demokrat itu tidak membeberkan nilai investasi yang ia ajukan untuk mendanai program-program tersebut. “Nilai investasi masih dalam pembahasan dengan pihak terkait agar skema pembiayaannya optimal dan menguntungkan semua pihak,” kata Iftitah kepada Tempo pada Selasa, 25 Februari 2025.
Ihwal kebutuhan investasi, ia menuturkan skema ini diperlukan karena transmigrasi bukan lagi sekadar perpindahan penduduk. Namun, mengarah pada program industrialisasi. “Perpindahan penduduk adalah konsekuensi dari adanya industrialisasi dan penciptaan ekonomi baru di kawasan transmigrasi yang mengedepankan kesejahteraan,” kata dia.
Sebelumnya, ia juga menyatakan program transmigrasi era Presiden Prabowo Subianto akan bertransformasi sehingga berbeda dengan program transmigrasi pada masa Orde Baru atau era Presiden Soeharto. Saat itu, transmigrasi dilakukan dengan dengan memindahkan penduduk dari wilayah padat ke wilayah kurang padat penduduk untuk pemerataan.
Adapun dalam peta jalan atau roadmap program yang ia susun, transmigrasi akan dilakukan dengan mengembangkan kawasan ekonomi transmigrasi terintegrasi atau KETT. Menurut dia, penciptaan kawasan ekonomi akan mendorong orang untuk melakukan transmigrasi secara sukarela, bahkan mandiri. Ia menyebut konsep ini sebagai strategi laron.
“Kalau ada lampu, laron akan kumpul,” kata Iftitah saat ditemui Tempo di kantornya pada Kamis, 30 Januari 2025. Ia menganalogikan lampu sebagai pusat ekonomi yang mampu menarik banyak orang.
Rencana dia, pengembangan kawasan ekonomi transmigrasi tidak hanya fokus pada pertanian. Namun, mencakup sektor maritim hingga pariwisata. Fokus ini menyesuaikan potensi masing-masing wilayah.
Oleh karena anggaran Kementerian Transmigrasi terbatas, ia bakal mengupayakan masuknya investasi. Bekas ajudan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu sudah merencanakan hal ini sebelum Presiden Prabowo Subianto meresmikan Badan Pengelola Investasi Danantara pada Senin, 24 Februari 2025. Ia mengklaim sudah ada investor yang berminat, sehingga program-program bisa dijalankan. Hanya saja, untuk langkah berikutnya, Iftitah masih menunggu arahan kepala negara.
Pilihan Editor: Bos OJK Bicara soal Pengawasan Bank Himbara setelah Masuk Danantara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini