BANGUNAN pabriknya megah. Terletak di lingkungan pelabuhan
Tanjung Perak, Surabaya, PT Udatin, yang merakit Holden,
tergolong perusahaan beken, yang beroperasi sejak tahun 50-an.
Namun penjualan Holden keluaran General Motor-nya Australia di
Indonesia terus-menerus merosot. Tahun lalu PT Udatimex, agen
tunggalnya, cuma menjual 900 unit, masihdi atas garis kritis
yang dicanangkan oleh Dirjen ILM, Suhartoyo (lihat Mobil). Kini
tampaknya ia harus berjuang leblh keras.
Pada 1975 Holden menduduki tempat ke 4 (4882 unit), setelah
Mitsubishi (25.133), Toyota (15.790) dan Datsun (6292). Kini, ia
berada di urutan ke-12 berdasar angka penjualan tahun lalu.
Kesibukannya pun jauh menurun dibandingkan 34 tahun silam.
Setelah diperluas dan dipermodern dengan investasi Rp 1 milyar
tahun 1974 Udatin mempunyai kapasitas 50 mobil sehari. Atau
15.000 unit setahun. Ketika Holden tergolong "4 besar" Udatin
merakit juga merek Datsun, IH dan truk GMC. "Kini kami cuma
merakit rata-rata 12 unit sehari," kata Suyono, direktur Tehnik
PT Udatin kepada Dahlan Iskan dari TEMPO, "atau hanya 24% dari
kapasitas penuh. Dan pengurangan tenaga kerja (kini berjumlah
380) tak dapat dihindarkan."
Mesin Korea
Kegiatan kelompok Udatin-Udatimex yang menurun ini masih akan
berlangsung tahun depan. Tahun ini Udatin merakit sebanyak 2500
Datsun yang diageni oleh PT Indokaya Nissan Motors. Tapi tahun
depan kontraknya sudah akan habis dan Datsun akan dirakit
sendiri dalam Indokaya Group PT Zastam Motor di Bekasi Jawa
Barat. PT Immer Motor di Surabaya yang kini merakit Datsun niaga
juga akan mengalami nasib yang sama seperti Udatin. Setelah
ditinggalkan Datsun nanti, keadaan Udatin akan lebih susah lagi,
akan hanya merakit Holden rata-rata 3 unit per hari.
Sekarang Udatin juga merakit truk Steyr, asal Australia, paling
banyak satu unit sehari yang diageni oleh PT Pamos, anggota
kelompok Indauda.
Yang jelas kelompok Udatin-Udamex ini besar ambisinya. Tiga
tahun lalu, misalnya, kelompok ini melebarkan sayapnya dengan 3
pabrik komponen dan onderdil di Gedangan, Sidoarjo, 16 Km dari
Surabaya. Yaitu pabrik penyerap goncangan (shock absorber) dan
knalpot dari PT lonuda dan pabrik aki dari PT Intryda, semuanya
bermesin modern. Di Bitung (Minahasa) kelompok Udatin Udatimex
ini punya pabrik peleg roda dengan investasi Rp 1,5 milyar.
Sementara itu, ia juga merencanakan memproduksi Kendaraan
Bermotor Niaga Sederhana (KBNS) sekelas dengan Datsun Semar,
Morina atau Toyota Kijang. Setahun lalu proto-type KBNS dari
kelompok Udatin-Udatimex ini oleh Presiden Soeharto telah diberi
nama Semeru dan Silincah, ketika Kepala Negara berkunjung ke
Bitung. Kini terdengar Udatin akan merakit mobil asal Korea
Selatan.
Dir-Ut PT Udatin-Udatimex, F.H. Eman, mengakui agak repot juga
jika Datsun tidak dirakit lagi di Udatin. Namun memang Udatin
belum akan menganggur tahun depan. Mobil Holden Gemini yang
manis akan dirakitnya lagi sebelum akhir tahun ini. Perusahaan
yang memproduksi Gemini adalah patungan antara Izusu Jepang
(70%) dan General Motors (30%).
Selanjutnya mulai tahun depan, Semeru dan Silincah juga akan
diproduksi oleh Udatin. Mesin dan stirnya didatangkan dari Korea
Selatan yang telah mendapat izin dari Departemen Perindustrian.
"Bukan diimpor dalam bentuk full CKD," kata Eman.
Mesin mobil dari Korea Selatan itupun adalah produksi
patungannya dengan General Motors (50%). la sampai sekarang ini
baru diekspor ke Afrika. Untuk Asia, kata Eman, "kita pertama
mengimpornya, walaupun mesin dan stirnya saja."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini