Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kami Hanya Menjembatani

16 Maret 2015 | 00.00 WIB

Kami Hanya Menjembatani
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

NAMA para petinggi Partai NasDem banyak disebut ketika nota kesepahaman pengadaan minyak mentah antara Indonesia dan Angola diteken pada akhir Oktober tahun lalu. Pengaruh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dianggap menjadi salah satu kunci mulusnya proses negosiasi yang menempatkan Sonangol EP, perusahaan minyak asal negeri di Afrika Barat itu, sebagai mitra baru PT Pertamina (Persero).

Surya pula yang kemudian memperkenalkan Sam Pa kepada Presiden Joko Widodo. Sam Pa adalah pengusaha asal Cina yang menguasai 70 persen saham China Sonangol, anak usaha Sonangol EP di Cina. Perusahaan ini juga memiliki konsesi di Angola-dikenal dengan Blok 18.

Empat bulan berlalu sejak nota diteken, kelanjutan rencana pembentukan kerja sama patungan itu semakin tak jelas. Padahal perjanjian bilateral pertama yang diteken Joko Widodo ini tadinya dirancang sebagai salah satu solusi mengamankan anggaran yang bertahun-tahun jebol akibat bengkaknya subsidi. Masuknya Sonangol juga diharapkan mengurangi ketergantungan pada Petral, anak usaha PT Pertamina yang berbasis di Singapura dan menguasai impor minyak. Apalagi dalam perjanjian disebut adanya diskon US$ 15 per barel, sehingga uang negara bisa dihemat sampai Rp 11 triliun lebih setahun.

Perusahaan patungan boleh batal, tapi impor crude dari Sonangol ternyata tetap dijalankan Pertamina. Total akan ada enam kali 950 ribu barel yang dibeli. Paket pertama sudah datang ke kilang awal Februari lalu, dan akan disusul paket kedua pekan ketiga Maret nanti. Bedanya, tak ada cerita diskon dalam impor kali ini. Prosesnya pun sama sekali tak berubah alias masih melalui peran Petral.

Yang juga sama adalah munculnya lagi nama petinggi NasDem yang disebut turut mempengaruhi terjadinya impor ini. Tapi kabar itu dibantah oleh Enggartiasto Lukita, Ketua Partai NasDem Bidang Hubungan Luar Negeri. Dia mengakui bersama Surya ikut menjadi perantara masuknya Sonangol, tapi dalam rencana kerja sama patungan. Selebihnya dia tak tahu lagi, termasuk keputusan impor enam paket tersebut. Berikut ini penjelasan tertulis Enggartiasto kepada Ayu Prima Sandi dari Tempo, Selasa pekan lalu.

****

Bagaimana kelanjutan kerja sama dan pembentukan joint venture antara Pertamina dan Sonangol EP saat ini?

Joint venture antara Sonangol EP dan PT Pertamina tidak jadi.

Kenapa tak jadi?

Kami tidak tahu. Tanya ke Pertamina kenapa enggak jadi terbentuk. Kami sih dengan iktikad baik menjembatani saja. Membantu pada saat harga tinggi. Tapi kalau tidak mau, ya, sudah. As simple as that....

Apakah impor 950 ribu barel yang masuk ke Pertamina pada Februari lalu termasuk transaksi yang disepakati oleh Sonangol EP dan Pertamina pada 31 Oktober 2014?

Wah, kami sama sekali sudah tidak tahu-menahu. Joint venture antara Sonangol EP dan PT Pertamina tidak jadi. Kalau impor sekarang, ya, itu trading biasa karena jenis minyak yang biasa diimpor selain dari Timur Tengah dan Nigeria, ya, dari Angola. Itu trading biasa. Apakah oleh Petral atau lainnya, saya enggak tahu.

Tanpa pembentukan joint venture, apa alasan impor minyak itu bisa terjadi? Apa benar ada campur tangan Pak Surya Paloh?

Kami tidak tahu. Kami benar-benar tidak ada dan tidak mau masuk bisnis ini. Benar-benar hanya membantu.

Impor minyak dari Sonangol masuk pada Februari ini, artinya pembicaraan terjalin pada sekitar Juni-Juli tahun lalu. Adakah peran dari China Sonangol?

Sama sekali tidak ada. Bahkan kami tidak tahu tentang hal itu. Sekali lagi, kami tidak terlibat dalam bisnis trading minyak itu. Tahunya dari Anda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus