Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kapan lagi, bogasari

Setelah semen cibinong membuka pasar modal, pt boga sari merasa tidak enak diri. badan pelaksana pasar modal siap menunggu, mendorong menjual saham via bursa modal bogasari sebesar rp 5 milyar. (eb)

3 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENKEU Ali Wardhana setengah bercanda pada Sudwikatmono, Presdir PT Bogasari: "Ayo dong, ikut go public. " Ketika itu Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) sudah siap menunggu, tapi aplikasi perusahaan tak kunjung masuk. Maka berbagai pejabat tinggi pun berusaha mendorong-(lorong siapa saja yang dianggapnya pantas untuk melamar ke Bapepam. "Ayo kapan lagi. Mulai dong," berkata pula kemudian Barli Halim, ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), kepada Sudwikatmono. Tapi Presdir PT Bogasari itu berpikir bahwa perusahaannya tidak memerlukan tambahan kapital. Jadi, untuk mempublik menjual saham via bursa, bukanlah urusannya. Jika modal diperlukannya, tentu PT Bogasari bisa gampang meminjam dari sumber lain. Tapi sesudah Presiden Soeharto membuka resmi Pasar Modal (10 Agustus) dengan PT Semen Cibinong sebagai perintis mempublik, PT Bogasari kabarnya merasa tak enak diri. Apalagi ini adalah suatu proyek kesenangan Presiden, sedang Bogasari sudah sepantasnya menunjukkan partisipasinya. Bukankah Bogasari jadi jaya karena fasilitas pemerintah? Maka "Ayo dong" dari Menkeu akhirnya ditanggapi serius. Sudwikatmono pun menyampaikan pesan tersebut kepada Sudono Salim (d/h) Lim Swie Liong), pemegang saham terbesar (50%). "Jika disuruh, apa boleh buat, saya akan go public, " begitu seorang anggota DPR mengutip Lim. Kalau Salim ini sudah bilang okay, selebihnya gampang diatur. Bayangkan, Salim senior memegang 50%, sedang isteri, anak dan adiknya memiliki 25%. Sisanya untuk Sudwikatmono (12«%) dan Ibrahim Risyad (12«%). Bogasari mulai beroperasi bulan Desember 1971, dan mempunyai pabrik pengolahan gandum di Tg. Priok dan Tg. Perak, Surabaya. Pabriknya di Priok itu, sesudah berkali-kali diperluas, bekerja penuh menghasilkan 500. 000 ton terigu setahun. Di Perak, pabriknya sedang diperluas untuk berproduksi sebanyak di Priok. Sudah dimilikinya satu kapal bulk yang menjemput pembelian gandum curahan dari Australia, Amerika dan Eropah. Satu lagi kapal semacam itu sedang dibikin di galangan Jepang untuk Bogasari. Pemasaran terigunya sangat dijamin oleh Bulog. Perusahaan ini pasti beruntung dan "empuk" bagi underwriters (penjamin) manapun untuk dibawa mempublik. Modal Bogasari sekarang berjumlah Rp 5 milyar. Nilai nominal sahamnya adalah Rp 500.000 per lembar. Pasti jauh di atas itu nilai perusahaan ini, ji ka diadakan revaluasi. Tapi saham yang akan dijualnya kepada masyarakat cuma sekitar 10%, menurut Sudwikatmono. "Kami cuma ikut meramaikan," katanya kepada TEMPO. Bila menjumpai saham sebesar itu, PT Danareksa, yang diduga akan turut menjamin, akan memecahnya menjadi sertifikat Rp 10.000 pula.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus