Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan mengoperasikan 62 perjalanan Whoosh mulai 1 Februari 2025. Hal tersebut berdasarkan proyeksi penambahan penumpang setelah diresmikannya Stasiun Kereta Cepat Karawang oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Selasa, 24 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi, menyampaikan jumlah penumpang saat ini mencapai sekitar 18 ribu per hari pada hari kerja dan bisa meningkat hingga lebih dari 20 ribu penumpang per hari pada akhir pekan. Menurutnya, dengan kehadiran Stasiun Karawang, akan ada tambahan 3.000 hingga 5.000 penumpang kereta cepat setiap harinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tentunya kita harapkan nantinya dengan beroperasinya Stasiun Karawang, jumlah penumpang akan bertahap naik terus sesuai dengan harapan kita," katanya dalam sambutan di peresmian Stasiun Karawang, Selasa, 24 November 2024.
Dwiyana juga mengatakan, pada tahap pertama, akan ada 20 kereta api per hari yang berhenti di Stasiun Karawang. Pada tahap kedua, yang direncanakan mulai 1 Februari mendatang, frekuensi kereta api direncanakan meningkat menjadi 62 perjalanan per hari, dengan 31 kereta di antaranya berhenti di Stasiun Karawang.
Sebagai informasi, Whoosh merupakan layanan kereta cepat pertama di Indonesia. Melansir laman resmi KCIC, kereta ini ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) lewat Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016.
Pada 2 Oktober 2023, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara ini di Stasiun Halim, Jakarta. Peresmian ini menandai selesainya seluruh pembangunan proyek kereta cepat di Indonesia dan mengenalkan nama baru dari kereta cepat di Indonesia, yaitu Whoosh (Waktu Hemat, Operasi Optimal, dan Sistem Hebat).
Pembangunan proyek Kereta Cepat Whoosh diperoleh dari dana pinjaman China Development Bank, yaitu 75 persen. Sedangkan 25 persen merupakan setoran modal pemegang saham, yaitu gabungan dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebesar 60 persen dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. sebesar 40 persen.
Adapun komposisi pemegang saham PSBI yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero) 51,37 persen, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 39,12 persen, PT Perkebunan Nusantara I 1,21 persen, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk 8,30 persen. Adapun komposisi pemegang saham Beijing Yawan HSR Co. Ltd yaitu CREC 42,88 persen, Sinohydro 30 persen, CRRC 12 persen, CRSC 10,12 persen, dan CRIC 5 persen.
Raden Putri dan Andika Dwi berkontribusi dalam tulisan ini.
Pilihan Editor: Yang Muda yang Sulit Mendapat Kerja