Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kemendag Patok Waktu Seminggu Turunkan Harga Telur dan Ayam

Kemendag sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk menurunkan harga telur.

17 Juli 2018 | 08.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memantau harga telur ayam yang turun jadi Rp 22.000 per kg dari semula Rp 26.000 per kg saat sidak di Pasar Astanaanyar, Bandung, Jumat, 1 Juni 2018. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya untuk menurunkan harga telur dan daging ayam ras secara bertahap dalam waktu dekat. Kemendag menyiapkan langkah intervensi pasar jika nantinya diperlukan.

BACA: Harga Telur Ayam Naik, Peternak: Produksi Telur Turun 10 Persen

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan beberapa langkah jangka pendek untuk menurunkan harga daging ayam ras yang rata-rata nasional sudah mencapai level Rp 39.100 per kilogram, dan telur ayam yang sebesar Rp 27.200 per kilogram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami sepakat untuk memberi batas waktu selama satu minggu agar harga dapat turun secara bertahap. Jika tidak terjadi penurunan, maka Kemendag akan menyiapkan langkah-langkah untuk melakukan intervensi pasar," kata Enggartiasto, di Jakarta, Senin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa langkah jangka pendek yang akan diambil, antara lain dengan meminta integrator yang besar mengeluarkan stoknya dan melakukan penjualan langsung di pasar. Sedangkan untuk jangka menengah, akan disusun peta jalan (roadmap) pemasukan impor grand parent (GP) setelah Kementerian Pertanian memperoleh data yang valid. "Data ini akan menjadi dasar bagi Pemerintah untuk menetapkan kebijakan yang akan diambil dan menjaga ketersediaan suplai sehingga harga dapat terjaga," ujar Enggartiasto.

Kenaikan harga daging ayam ras dan telur tersebut disebabkan tingginya permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh pasokan yang ada. Tingginya permintaan itu disebabkan atas berbagai momen seperti libur sekolah hingga euforia sepak bola dunia.

BACA: Penyebab Harga Telur Naik Menurut Perhimpunan Pengusaha Unggas

Sementara itu, rendahnya pasokan juga disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti gangguan produktivitas, cuaca ekstrem, serta harga pakan yang mahal dikarenakan adanya komponen impor yang terpengaruh atas kurs dolar Amerika Serikat.

Keputusan untuk mengurangi kadar obat-obatan agar lebih sehat, terutama antibiotik, juga ternyata memberi risiko lebih besar terhadap jumlah kematian ayam ras. Faktor-faktor itu yang kemudian terakumulasi sehingga menyebabkan meningkatnya harga daging ayam ras dan telur.

"Namun, Kementerian Perdagangan dan para pemangku kepentingan terkait berupaya memberikan solusi terbaik agar harga daging ayam ras dan telur dapat kembali terjangkau oleh masyarakat," kata Enggartiasto.

Pemerintah mengadakan pertemuan dengan para peternak dan pelaku usaha untuk mengupayakan agar harga telur dan daging ayam ras turun. Pertemuan tersebut guna merangkul peternak dan pelaku usaha agar harga daging ayam ras dan harga telur turun.

Dalam penjelasannya, Enggartiasto menghimbau dengan tegas kepada para pelaku usaha untuk tidak mengambil tambahan keuntungan dari kondisi ini. Kementerian Perdagangan meminta para pelaku usaha dan distributor untuk membatasi keuntungan dan mendaftarkan usaha distribusinya.

ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus