Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyatakan terus menggencarkan upaya menekan emisi gas rumah kaca dengan menjalankan berbagai macam program sekaligus. Pemerintah mengejar target enchanced nationally determined contribution (ENDC) pada 2030 untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen dengan upaya sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun jika mendapatkan dukungan dari internasional, target itu akan lebih cepat, yakni 43,20 persen. Target penurunan emisi gas rumah kaca naik dari 2021 yang sebelumnya ditetapkan 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, untuk mencapai target itu, pemerintah telah menyiapkan lima program. Pertama, pengembangan energi baru dan terbarukan.
Baca: Kemenhub Ingin Ganti Baterai Motor Listrik Seperti Beli Galon di Indomaret: Tukar, Bayar, Jalan Lagi
"Di antaranya kita kita memiliki program pengembangan energi baru dan terbarukan. Kedua, kita punya program implementasi efisiensi energi," kata Dadan dalam agenda COP27, Selasa, 8 November 2022.
Tak hanya dua program program itu, Dadan mengatakan upaya lainnya adalah mereduksi penggunaan energi fosil. Di antaranya menggunakan prinsip low carbon cure, seperti menggunakan bahan bakar dengan spesifikasi yang lebih baik sambil menggantikan bahan bakar fosil dan mengkoversinya dengan LPG.
Selanjutnya, pemerintah mengoptimalkan penggunaan teknologi bersih karbon atau yang disebut sebagai clean coal technology. Sebagai negara yang mayoritas energinya memanfaatkan pembangkit listrik berbasiskan baru bara, pemanfaatan teknologi bersih berstandar menjadi penting.
"Kita menggunakan standarisasi teknologinya sehingga kita bisa mereduksi dibandingkan dengan teknologi bisnis as usual. Contohnya di sini yang menggunakan support critical coal power plant," kata Dadan.
Terkahir, Dadan mengungkapkan, reduksi gas rumah kaca ini akan dilaksanakan dengan program gasifikasi hingga mereklamasi tempat-tempat pertambangan. Dengan begitu, pemerintah bisa lebih cepat menekan emisi gas rumah kaca.
Dadan berujar lima program ini bisa mereduksi efek gas rumah kaca secara keseluruhan. "50 persen berasal dari penerapan energi baru dan terbarukan, 25 persen dari efisiensi energi, dan 25 persennya dari low carbon fuel hingga clean coal technology," katanya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.