Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membuka peluang kelanjutan proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Sebelumnya, proyek ini masuk proyek strategis nasional (PSN) tetapi kemudian dicabut pada Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sesuai arahan Pak Menteri, kami coba mengkaji untuk melihat lagi, menghidupkan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Rutenya apakah lewat tengah, utara, atau selatan," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal kepada wartawan di Jakarta pada Rabu, 5 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Risal juga mengatakan proyek ini akan dilanjutkan dengan investasi penuh dari swasta atau melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) unsolicited. Ia menyebut tidak akan mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam proyek ini. "Kalau full investasi, bisa penugasan atau penunjukan langsung. Tapi kalau KPBU unsolicited, kami akan menunjuk mereka (swasta) sebagai pemrakarsa dan itu akan dilelang," ujar Risal.
Terkait dengan proyek kereta, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi memang membuka peluang kepada swasta untuk berinvestasi. Sebab dengan cara ini, ia berharap pembangunan prasarana transportasi tidak terhenti meskipun anggaran kementeriannya terbatas. Terlebih, setelah Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan penghematan APBN dan APBD, anggaran Kemenhub tahun ini dipangkas dari Rp 31,45 triliun menjadi Rp 17,73 triliun.
"Creative financing, kami sangat terbuka apapun bentuknya asal jangan bebani APBN," kata Dudy.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kawasan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY juga mengatakan kereta cepat Jakarta-Surabaya memang diwujudkan. Namun, proyek ini membutuhkan sumber daya yang besar, sehingga perlu dukungan banyak pihak.
“Kalau bisa diwujudkan, menghubungkan Jakarta-Surabaya, lintasan yang digunakan oleh puluhan bahkan ratusan juta penduduk, saya rasa bukan hanya monumental tapi akan memberi nilai ekonomi tinggi,” kata AHY di Kementerian Perhubungan, Rabu, 30 Oktober 2024. “Akan saya pelajari.”