Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Kepala Badan Gizi Nasional Sebut Program Makan Bergizi Gratis Butuh Satu Ton Beras Per Minggu

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengatakan program makan bergizi gratis membutuhkan beras sebanyak satu ton per minggunya.

26 November 2024 | 20.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengatakan program makan bergizi gratis membutuhkan beras sebanyak satu ton untuk setiap minggu. Artinya, program unggulan milik Presiden Prabowo Subianto itu membutuhkan sekitar 200 kilogram beras untuk setiap satuan pelayanan gizi di berbagai wilayah Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Program makan bergizi gratis ini membutuhkan sekitar 200 kilogram beras atau satu ton per minggu untuk setiap satuan pelayanan gizi," ujar Dadan dalam acara Simposium Pangan di Indofood Tower, Jakarta Pusat pada Senin, 25 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain beras, dia juga menyebutkan bahan baku lain yang dibutuhkan untuk program makan bergizi gratis ini. Dadan mengatakan, hal tersebut di antaranya daging ayam, telur, hingga susu untuk pemenuhan komposisi gizi dalam program tersebut. "Butuh 350 kilogram ayam setiap hari. Butuh 3.000 telur setiap hari. Butuh 350 kilogram sayur setiap hari. Butuh 600 liter susu setiap hari," ucap dia.

Sementara itu, Dadan menyinggung terkait penyediaan susu yang masih menjadi permasalahan dalam program makan bergizi gratis ini. Menurutnya, susu tersebut seharusnya dapat terpenuhi bila setiap satuan pelayanan gizi memiliki 60 ekor sapi untuk program itu.

"Jadi kita bayangkan sebetulnya, kalau susu itu 600 liter setiap hari, dan produktivitas susu Indonesia sekarang hanya 10 liter per sapi, maka satu-satuan pelayanan gizi butuh 60 ekor sapi," tutur Dadan.

Dia mengatakan, bila satu kecamatan terdapat lima satuan pelayanan gizi, maka membutuhkan 300 ekor sapi untuk pemenuhan susu dalam program makan bergizi gratis. Dadan membayangkan, jika setiap daerah memiliki sentra sapi, hal itu justru lebih mempermudah untuk memenuhi kebutuhan susu sapi pada program tersebut.

"Jadi kalau bisa, satu kecamatan atau satu kabupaten ada sentra sapi, saya kira pemenuhan susunya basisnya lokal saja," kata dia.

Meskipun begitu, Dadan berujar jika dalam menu program makan bergizi gratis tidak terdapat susu, akan digantikan dengan protein hewani lainnya. Dia mengatakan, hal tersebut seperti ikan atau telur. "Untuk daerah-daerah yang sangat susah dengan pengembangan sapi, nanti kita ganti proteinnya dengan protein hewani, lainnya misalnya ikan, telur, dan lain-lain," ujar Dadan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus