Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengaku sejumlah negara mulai mendekati importir garam dalam negeri. Mereka meminta importir melakukan impor garam dari negara tersebut.
"Kebanyakan (biasanya) impor garam dari Thailand, Australia, dan India. Mesir malah sudah menawari. Tergantung importir mau beli dari mana," katanya di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat, 16 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah berencana mengeluarkan rekomendasi impor garam industri dari Kementerian Perindustrian. Setelah itu, izin impor baru dapat dikeluarkan Kementerian Perdagangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oke menyebut rekomendasi itu berjumlah 1,33 juta ton. Jumlah tersebut merupakan hasil pengurangan 2,37 juta ton dari total 3,7 juta ton garam impor yang telah disetujui.
Menurut Oke, rekomendasi tersebut akan dikeluarkan sekaligus. Pasalnya, garam impor untuk industri tersebut sangat diperlukan. Terlebih, salah satunya karena sektor makanan dan minuman mulai kehabisan stok. Meski begitu, kata dia, jadwal impor bergantung pada kebutuhan industri. "Realisasinya tergantung mereka, disesuaikan dengan kapasitas dan industrinya," ujarnya.
Pemerintah mengaku bakal mengawasi penyerapan garam impor yang dilakukan industri. Pihaknya meyakini pengawasan impor garam itu membuat potensi perembesan ke pasar minim. Meski begitu, Kementerian Perdagangan hanya mengawasi penggunaannya pada aneka pangan.
BISNIS