Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kerugian Perusahaan Sudah Fundamental

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim

6 April 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Silmy Karim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat pertama kali menginjakkan kaki di PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada September 2018, Silmy Karim sudah tahu tugas yang dipikulnya tak ringan. Perusahaan baja nasional itu sedang demam setelah tujuh tahun terakhir menelan kerugian. “Dari pekan pertama dilantik saya langsung menyurati Menteri BUMN Rini Soemarno,” kata Silmy kepada Tempo di Jakarta, Senin, 1 April lalu. “Saya minta restrukturisasi utang.”

Utang perusahaan sudah mencapai US$ 2,2 miliar atau Rp 31,1 triliun dengan kurs Rp 14.100. Tumpukan utang selama ini dibiarkan tanpa upaya restrukturisasi. Padahal, menurut pria 44 tahun ini, kerugian perusahaan sudah masuk kategori fundamental. Bila masalah itu tidak segera dibereskan, Krakatau Steel bisa tumbang.

Apakah benar perusahaan terancam gagal membayar utang? 

Perkara utang dalam proses restrukturisasi. Rugi-laba itu karena bunga banknya terlalu tinggi. Saya rapikan supaya bunga bank tidak memberatkan, biaya produksi harus bagus. Ada optimalisasi, efisiensi, serta transformasi internal. Kebetulan saya lagi sibuk-sibuknya saat operasi tangkap tangan KPK terhadap Direktur Teknologi dan Produksi KRAS Wisnu Kuncoro pada 22 Maret 2019 terjadi. Restrukturisasi berjalan bagus. Saya tanda tangan kesepakatan restrukturisasi pokok dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yaitu BRI, BNI, dan Mandiri. Bila sukses, ini restrukturisasi terbesar di Indonesia.

Bagaimana prosesnya?

Bank itu di luar kendali saya dan tidak gampang meyakinkan Himbara. Butuh waktu lima-enam bulan.

Anda yakin bank swasta mau menerima tawaran restrukturisasi? 

Kami baru mau mulai negosiasi pekan ini. Saya sudah ketemu CIMB Niaga dan Standard Chartered. Bila dengan strategi lama, utang di roll over saja.

Benarkah dari dulu tidak ada upaya restrukturisasi?

Restrukturisasi total seharusnya terjadi pada 2015. Tapi rupanya utang out-standing kembali dijadikan cicilan. Supaya tidak macet, Krakatau Steel terus-menerus dikasih utang. Lalu punya modal kerja baru sehingga utang bertambah. Saya tidak mau karena tidak akan bertahan kalau caranya begitu.

Kenapa baru ketahuan sekarang?

Selama ini tidak ada yang melaporkan apa adanya. Krakatau Steel dianggap merugi biasa, bukan kerugian fundamental. Tujuh tahun merugi pasti ada suatu hal yang tidak masuk akal. Sejelek-jeleknya pasar, masak, sebegitu runyam.

Pengalihan aset ke sesama badan usaha milik negara menjadi salah satu jurus penyelamatan. Bagaimana dengan aset yang menjadi agunan kredit?

Tidak ada yang menjadi agunan. Menjual aset ke sesama BUMN itu bagian dari restrukturisasi dan kami punya opsi buy back.

Aset mana saja yang akan dilego? 

Pembangkit listrik (PT Krakatau Daya Listrik) ke PT PLN dan pelabuhan (PT Krakatau Bandar Samudera) ke PT Pelindo II. Dengan PLN saya masih tanda tangan non-disclosure agreement

Bagaimana dengan usul tukar guling saham dengan utang?

Itu harus ada izin DPR untuk tukar utang dengan saham. Prosesnya panjang.

Bila tidak segera diselamatkan, apakah Krakatau Steel akan tumbang?

Sebentar lagi sudah sakaratul maut, seperti zombie. Tapi, kalau ini selesai, akan top.

Apakah sudah ada perbaikan kinerja perusahaan?

Kuantitas penjualan tahun lalu naik 20 persen. Kami memang merapikan pola hubungan antara produsen dan distributor dulu. Semua itu belum sempurna. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus