Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selama enam jam kunjungan kenegaraan di Afganistan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi ternyata emoh menggunakan perlengkapan keamanan, termasuk rompi antipeluru. Padahal semua peralatan telah dipersiapkan pemerintah Afganistan, termasuk memperketat pengamanan di seluruh negeri itu. Baca: Mau Jadi Paspampres, Harus Ganteng? Simak Syaratnya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Brigadir Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan tidak masalah bila presiden enggan mengenakan baju pengaman selama kunjungan kerja. "Ada Paspampres yang tetap menjaga keamanan Presiden dan keluarganya," kata Maruli di Lapangan Tembak Senayan pada 11 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maruli mengatakan, kemungkinan besar presiden yang enggan mengenakan rompi anti peluru karena presiden ingin mudah bergerak.
Menurut Maruli, Paspampres sudah memperhitungkan berbagai hal bila kepala negara pergi ke suatu daerah atau bahkan ke luar negeri. Biasanya, kata Maruli, ada tim Paspampres yang terlebih dahulu memeriksa keamanan suatu daerah di dalam negeri. Bila ke luar negeri, Paspampres tentunya bekerja sama dengan tim keamanan di negara tujuan. Baca: Terkadang Sepatu Paspampres Bisa Lebih Bagus dari Sepatu Jokowi
Biasanya ada minimal 15 orang Paspampres yang mengelilingi presiden dalam jarak dekat untuk menjaga keamanannya. Bila tiba-tiba keamanan tidak terkendali, ada prosedur utama yang dilakukan para Paspampres untuk melindungi presiden. "Secara prosedur, anggota terdekat wajib langsung berdiri mengelilingi presiden untuk menutupi, dan tidak boleh renggang," kata Maruli.
Karena itu, walaupun Jokowi enggan mengenakan rompi, keamanannya tetap bisa terjamin. "Semua Paspampres mengelilinginya, dan tentu semua anggota mengenakan rompi pengaman. Sehingga bila ada peluru, bisa ditutupi dengan badan sehingga Presiden tetap aman," katanya. Baca: Viral, Pria Pukul Diri dengan Batu Bata karena Bertengkar
Maruli mengatakan situasi seperti ini mengharuskan para anggota Paspampres memiliki sikap sigap dan berani.
Lalu bagaimana bila para menteri yang akhirnya juga memutuskan untuk enggan mengenakan rompi anti peluru? Apakah Paspampres juga akan melindungi para pembantu presiden itu?
"Nanti dululah. Yang pertama perlu kami lindungi ya Presiden dan keluarganya. Kalau masih ada personil, dan memungkinkan, baru para menteri dan masyarakat sekitar," katanya. Baca: Trauma Terjadi karena Masalah Amygdala di Otak, Apa itu?
Kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi selama enam jam di Afghanistan akhir Januari lalu termasuk kunjungan yang cukup membuat tegang banyak pihak. Saat itu Jokowi emoh mengenakan rompi anti peluru, padahal dua hari sebelum kunjungan Jokowi, bom meledak dan menewaskan 103 orang. Bahkan, dua jam sebelum rombongan mendarat, markas militer di sana diserang.
Koordinator Staf Khusus Presiden, Teten Masduki mengatakan rombongan diminta mengenakan rompi antipeluru. Sebagian dari mereka sempat menjajalnya di pesawat. Namun, karena Jokowi menolak, semua pendamping ikut menanggalkannya. Baca: Tips Hindari Pacar yang Suka Sakiti Diri, Simak Cirinya
Beruntung kunjungan Jokowi untuk pertama kalinya sejak Presiden Soekarno pada 1962 itu berjalan dengan lancar. Melalui akun twitternya Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Komandan Paspampres Mayor Jenderal TNI Suhartono sujud syukur di Pesawat Kepresidenan. "Bu Menlu & Komandan Paspampres sujud syukur setelah memasuki pesawat #AlhamdulillahSdhPulang," tulis dia.
Melalui akun Facebook-nya, Jokowi angkat bicara soal sikap keduanya. "Saya memahami kelegaan dan kesyukuran mereka bahwa enam jam di Kabul dapat kami lewati dengan lancar," katanya.
BERBAGAI SUMBER