Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Startup kesehatan semakin aktif menawarkan layanan kepada rumah sakit.
Layanan yang paling cocok dimitrakan adalah konsultasi dan pemantauan pasien secara daring.
Startup kesehatan juga bisa berperan sebagai perantara suplai alat kesehatan dan obat-obatan.
JAKARTA – Bisnis rintisan atau startup bidang kesehatan semakin aktif menawarkan layanan kepada rumah sakit konvensional pada masa endemi Covid-19. Vice President of Clinic Management Klinik Pintar Jundi Mangku Aghni mengatakan teknologi perusahaannya sudah dipakai di lebih dari 1.200 fasilitas kesehatan tingkat pertama di seluruh Indonesia.
Jasa entitas yang berdiri pada Maret 2020 itu sudah merambah ke berbagai rumah sakit, puskesmas, klinik pratama, serta fasilitas praktik dokter tunggal. “Agar lebih holistik, kami ingin bermitra dengan berbagai rumah sakit rujukan,” ucapnya kepada Tempo, kemarin, 20 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Klinik Pintar sudah melayani 152 institusi kesehatan. Selain menawarkan jasa pengelolaan rumah sakit berbasis teknologi, Klinik Pintar menjadi perantara suplai alat kesehatan dan obat-obatan ke lembaga kesehatan kecil atau non-rumah sakit.
Saat menjaring calon mitra, Klinik Pintar awalnya hanya menawarkan sistem operasi yang berisi fitur pendaftaran pasien secara daring, rekam medis elektronik, inventori obat, transaksi, pelaporan, serta konsultasi virtual. Jika kemitraan berkembang, Klinik Pintar akan menawarkan jasa Klinik Prima, berupa layanan khusus, seperti vaksinasi dan suplai obat.
Hubungan bisnis dengan rumah sakit atau klinik itu bisa disambung ke level co-management atau pengelolaan bersama dengan sistem bagi hasil. Untuk seluruh skema tersebut, pendapatan Klinik Pintar bervariasi, tergantung hasil negosiasi dengan mitra klinik. Sebagian mitra startup hanya membutuhkan strategi pemasaran, tapi ada juga yang membutuhkan pengembangan fasilitas dari nol.
Menurut Jundi, manajemen Klinik Pintar masih mendorong adopsi rekam medis elektronik yang sudah dilegalkan lewat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022. Pemakaian teknologi sistem operasi sudah mendesak untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan konvensional. Masalahnya, dia meneruskan, sebagian besar pemilik dan staf klinik belum familier dengan teknologi tersebut. “Tantangan utamanya masih tetap soal sumber daya manusia.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Vice President Government Relations and Corporate Affairs Halodoc Adeline Hindarto memastikan timnya juga aktif memburu kolaborasi baru dengan institusi kesehatan. “Industri kesehatan itu luas dan berkaitan, maka setiap pihak di dalamnya perlu berkolaborasi,” tuturnya.
Hingga Maret 2023, pengguna jasa Halodoc tercatat tumbuh 20 kali lipat dibanding sebelum masa pandemi Covid-19. Layanan klinik daring itu memakai jasa komputasi awan atau cloud dari Amazon Web Services untuk melebarkan jangkauan usaha.
Adeline mengklaim bahwa ekosistem Halodoc sudah menghubungkan rantai pasok layanan kesehatan dari hulu ke hilir. Tawaran fitur perusahaan beragam, dari chat dengan dokter, toko kesehatan, home lab, hingga asuransi. “Kami selalu terbuka untuk bermitra dengan pihak-pihak yang memiliki kesamaan visi.”
Rumah Sakit dan Startup Saling Membutuhkan
Suasana di RS Primaya, Kota Tangerang, Banten, 24 Mei 2023. Dok. Tempo/Magang/Maulana Chaerusahid
Chief Executive Officer Primaya Hospital Leona A. Karnali menyebutkan perusahaannya bermitra dengan beberapa startup kesehatan, termasuk Halodoc. Entitas bernama lengkap PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk itu sedang mendanai pembangunan tiga proyek rumah sakit baru.
Emiten berkode PRAY ini mengelola 15 rumah sakit di Karawang, Tangerang, Bekasi Timur, Semarang, Depok, dan beberapa daerah di sekitarnya. Jaringannya pun sampai ke Makassar, Kalimantan Tengah, dan Palangka Raya. “Jasa platform, misalnya Halodoc, bisa menjadi penghubung bagi pasien yang membutuhkan fasilitas Primaya Hospital.”
Leona menuturkan Primaya Hospital juga menjalin kerja sama dengan penyedia teknologi medis dari luar negeri. “Ada (penyedia teknologi) kecerdasan buatan untuk radiologi atau alat kesehatan berteknologi tinggi lainnya,” ujar dia. Pada pertengahan 2023, emiten rumah sakit ini juga meluncurkan aplikasi mandiri untuk layanan pasien.
Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia Ling Ichsan Hanafi menyebutkan 1.900 anggota organisasinya selalu membuka ruang negosiasi dengan startup kesehatan. Meski tidak seramai saat periode pandemi, kata dia, rumah sakit swasta masih selalu didatangi entitas teknologi yang menawarkan produk.
“Kalau cocok, tentu kami buka peluang. Rumah sakit swasta juga ingin memperluas jaringan, jadi bisa dibantu telemedisin,” tutur Ichsan.
Praktisi pembangunan dan layanan kesehatan dari Griffith University, Dicky Budiman, menganggap startup kesehatan serta rumah sakit konvensional saling membutuhkan. Bagi startup, rumah sakit adalah wadah untuk mendapat validasi atau pembuktian teknis atas teknologi baru. Sebaliknya, startup menyediakan potensi pasien baru bagi lembaga kesehatan.
“Keduanya mitra ideal. Rumah sakit bisa berefisiensi, sedangkan startup bisa membuktikan diri ke pasar.”
Menurut Dicky, layanan yang paling cocok dimitrakan saat ini adalah konsultasi dan pemantauan pasien secara daring. Perusahaan health tech juga bisa menyiapkan analisis berbasis data yang dapat dipakai dokter dalam praktik. Walau begitu, kemitraan kedua pihak tak boleh melanggar standar rumah sakit, terutama soal kerahasiaan rekam medis pasien.
YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo