Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Mencari Cara Tambah Minat Konversi Sepeda Motor Listrik

Program konversi sepeda motor listrik sepi peminat. Hingga saat ini, baru sekitar 4.400 orang yang mendaftar. 

16 Agustus 2023 | 00.00 WIB

Mekanik memeriksa data sepeda motor yang sudah dikonversi dari mesin bensin ke motor listrik di bengkel konversi binaan BRT electric Bacip Moto Shop di Bandung, Jawa Barat, 3 Juli 2023. TEMPO/Prima mulia
Perbesar
Mekanik memeriksa data sepeda motor yang sudah dikonversi dari mesin bensin ke motor listrik di bengkel konversi binaan BRT electric Bacip Moto Shop di Bandung, Jawa Barat, 3 Juli 2023. TEMPO/Prima mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Pemerintah menargetkan konversi 50 ribu unit sepeda motor BBM.

  • Sepeda motor listrik bisa menghemat pengeluaran sekitar Rp 240 ribu per bulan.

  • Pemerintah akan mempermudah izin pendirian stasiun penukaran baterai.

SURABAYA – Program konversi sepeda motor listrik masih sepi peminat. Menjelang akhir tahun, baru sekitar 4.400 orang yang mendaftar. Padahal pemerintah menargetkan peralihan 50 ribu unit kendaraan berbahan bakar minyak menjadi kendaraan listrik.

Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gigih Udi Atmo, menuturkan biaya konversi yang masih tinggi tak bisa dimungkiri menjadi masalah utama. Saat ini, pemerintah membatasi biaya konversi maksimal Rp 17 juta per unit dengan subsidi senilai Rp 7 juta per unit.

Meskipun biaya konversi itu terkesan mahal, menurut Gigih, pengguna bisa menghemat pengeluaran sekitar Rp 240 ribu per bulan, dengan asumsi sepeda motor mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite sebanyak 1 liter per hari dan tarif listrik sebesar Rp 1.400 per kWh.

“Berdasarkan evaluasi kami, kalau biaya awal bisa diturunkan menjadi Rp 3-4 juta, akan sangat membantu untuk membuat pengguna bersemangat ikut konversi,” kata Gigih, akhir pekan lalu.

Pemerintah mencoba beberapa strategi untuk meringankan biaya awal konversi tersebut. Salah satunya dengan melibatkan lebih banyak lembaga keuangan untuk membiayai lewat kredit. Dengan skema cicilan, beban biayanya bisa terasa lebih ringan.

Pemerintah juga sedang menggodok aturan untuk mempermudah pendirian stasiun penukaran (swap) baterai kendaraan listrik. Gigih berujar, skema tukar baterai bisa membuat ongkos konversi lebih murah ketimbang menggunakan baterai tanam. Alasannya, harga baterai untuk sepeda motor listrik saat ini mencapai Rp 7-8 juta per unit. Sementara itu, jika menggunakan baterai lepas-pasang, pelanggan hanya dibebani biaya sewa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca juga: Jalan Terjal Ekspansi Pom Kendaraan Listrik 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia, Hanggoro Ananta Khrisna, membenarkan bahwa pemanfaatan swap baterai bisa mengurangi ongkos pembelian sepeda motor listrik, termasuk yang konversi. Sebab, harga baterai berkontribusi 40-50 persen dari harga keseluruhan unit. “Cuma memang ada biaya tinggi terhadap penyedia baterai,” ujarnya. Selain itu, perlu ada standardisasi untuk baterai dalam jangka panjang.

Kurang Sosialisasi

Konversi mobil biasa ke mobil listrik di bengkel kerja Spora EV kawasan Lengkong, Tangerang Selatan, Banten, 3 Februari 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tugas pemerintah lainnya, menurut Gigih, adalah melakukan sosialisasi. Dari hasil uji petik terhadap para pendaftar program konversi, Kementerian menemukan tak sedikit yang salah paham. “Dikiranya sepeda motor lama mereka ditukar, lalu dapat Rp 7 juta,” tuturnya. Beberapa orang di antaranya juga mengira sepeda motor mereka bakal diganti dengan sepeda motor listrik baru.

PT Braja Elektrik Motor, salah satu bengkel yang sudah mendapat sertifikasi mengkonversi sepeda motor listrik, merasakan langsung kondisi tersebut. “Hampir setiap hari ada masyarakat yang membawa kendaraannya ke tempat kami dan bertanya mana uang bantuan Rp 7 juta,” ujar Chief Executive Officer Braja Elektrik Motor, Yoga Uta Nugraha. Mereka tak mengetahui bahwa bantuan pembiayaan dari pemerintah disalurkan melalui bengkel konversi, bukan kepada pemilik kendaraan secara langsung dalam bentuk tunai. 

Faktor biaya juga berkontribusi besar pada minat calon pelanggan bengkel di Surabaya, Jawa Timur, tersebut. Uta mengatakan tak sedikit yang memilih membeli sepeda motor berbahan bakar minyak baru ketimbang mengeluarkan dana untuk konversi. Padahal, menurut dia, sepeda motor konversi baru sepadan dibandingkan dengan sepeda motor listrik. Pasalnya, sepeda motor konversi sudah bisa setara spesifikasinya dengan sepeda motor listrik baru di kisaran Rp 30 juta. 

“Itu sebabnya Braja baru bisa mengeksekusi enam unit sepeda motor konversi. Namun jumlah peminatnya semakin banyak. Saat ini ada sekitar 30 unit sepeda motor yang dalam proses modifikasi,” ujarnya.

Promosi Keliling

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, menuturkan pihaknya bakal menggencarkan sosialisasi program konversi. Tahun ini sepuluh kota menjadi sasaran utama, yaitu Denpasar, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Medan, Balikpapan, Makassar, Mataram, dan Kupang. Dia berharap promosi tersebut bisa menggaet lebih banyak peminat konversi sepeda motor. 

Menurut Agung, penggunaan kendaraan listrik bakal membantu target pemerintah mengurangi emisi gas rumah kaca. Indonesia sudah berkomitmen mengurangi emisi sebesar 31,89 persen pada 2030 atau 43,2 persen dengan dukungan internasional. Indonesia juga memiliki target mencapai netral karbon pada 2060 atau lebih cepat.

“Ini juga salah satu upaya untuk menurunkan impor bahan bakar,” tutur Agung. Saat ini ada sekitar 120 juta kendaraan roda dua di dalam negeri. Dengan asumsi konsumsi rata-rata kendaraan tersebut sebanyak 1 liter per hari, kebutuhan BBM roda dua saja mencapai 650 ribu barel per hari. Angkanya terpaut tipis dengan kemampuan lifting minyak di dalam negeri. Selain itu, tren penjualan kendaran roda dua berbahan bakar minyak menunjukkan kenaikan 5-6 persen per tahun.

VINDRY FLORENTIN

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Vindry Florentin

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus