Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

KPR Subsidi Didominasi Kaum Milenial, Nilainya Capai Rp 9,4 Triliun

Pemohon kredit perumahan rakyat (KPR) subsidi didominasi oleh kaum milenial.

8 Agustus 2023 | 21.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga menunjukan aplikasi BTN Properti, yang mempermudah warga membayar dan mensimulasi cicilan KPR Bank BTN, di komplek perumahan subsidi Bank BTN di Parung, Bogor, Jawa Barat, 7 Februari 2023. Dukungan pemerintah kepada BTN dalam right issue penambahan modal Rp 2,48 triliun diharapkan memudahkan MBR (masyakarat berpenghasilan rendah) memiliki rumah, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional karena sektor perumahan memiliki multiplier effect yang tinggi. TEMPO/Jati Mahatmaji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Nixon Napitupulu mengungkapkan, pemohon kredit perumahan rakyat (KPR) subsidi didominasi oleh kaum milenial. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Realisasi KPR subsidi pada tahun 2020 hingga Juli 2023 didominasi kaum milenial. Jadi 90,94 persen yang akad KPR BTN adalah para kaum milenial,” kata Nixon dalam acara Akad Serentak KPR BTN di Perumahan Puri Delta Tigaraksa, Kabupaten Tangerang pada Selasa,8 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nixon memaparkan, pada 2020 realisasi KPR subsidi untuk milenial adalah sebanyak 92.448 unit atau senilai Rp 13 triliun.

Angka ini mengalami kenaikan pada 2021, yakni menjadi menjadi 96.700 unit atau senilai Rp 13,728 triliun.

Kemudian pada 2022, tercatat ada 123.133 unit yang terealisasi dengan nilai Rp18 triliun. Hingga Juli 2023, realisasi KPR untuk kaum milenial mencapai 62.672 unit atau senilai Rp 9,4 triliun.

“Kami berharap tahun ini bisa melebihi 140.000 unit,”ujarnya.

Lebih lanjut, Nixon mengungkapkan bahwa tahun ini pihaknya menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan rumah subsidi baik KPR berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) maupun KPR Tapera sekitar Rp182.250 unit dengan nilai mencapai Rp 26,77 triliun.

Menurutnya, ini merupakan 80 persen dari total target pemerintah yang meliputi KPR FLPP maupun KPR Tapera sekitar 230.000 unit pada 2023.

“Kerja sama dengan BP Tapera akan mengakomodasi para pekerja sektor informal yang belum memiliki rumah melalui skema saving plan,” ungkap Nixon.

Dengan demikian, diharapkan potensi pembiayaan rumah untuk sektor informal dengan skema saving plan dapat menambah sekitar 5.000 unit atau setara dengan potensi penambahan penyerapan nilai pembiayaan sekitar Rp 800 miliar hingga akhir tahun ini.



Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus