Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Negosiasi utang Amerika Serikat memasuki fase jeda.
Ekonomi Amerika Serikat terkena dampak permainan politik pemerintah dan senat.
Eksekutif Wall Street turun tangan meredakan ketegangan.
AMERIKA Serikat sedang tersandera pertarungan politik yang berbahaya. Hingga akhir pekan lalu, Presiden Joe Biden dan Ketua Kongres Kevin McCarthy tak kunjung mencapai kompromi untuk menambah batas utang pemerintah. Negosiasi malah memasuki fase jeda. Krisis utang Amerika Serikat pun bisa berdampak panjang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika tak ada tambahan utang baru, pemerintah Amerika Serikat akan segera kehabisan uang dan akhirnya gagal membayar berbagai kewajibannya. Menurut hitungan Menteri Keuangan Janet Yellen, kas negaranya bisa kosong melompong sebelum 1 Juni. Banyak urusan pemerintah federal macet. Tak ada uang untuk mengongkosi operasi lembaga negara ataupun membayar utang jatuh tempo dan bunga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bukan hanya ekonomi Amerika Serikat yang bakal tersendat. Pasar finansial global bisa terguncang karena sampai saat ini peran dolar Amerika sangat dominan dalam perdagangan ataupun utang-piutang internasional. Jika dunia tak lagi percaya kepada dolar Amerika, sementara belum ada mata uang atau alat pembayaran lain yang dapat menggantikannya, transaksi di seluruh dunia bisa macet.
Skenario buruk ini sebetulnya sudah muncul sejak awal tahun. Secara resmi batas maksimal utang pemerintah Amerika Serikat sudah terlampaui pada pertengahan Januari lalu. Pemerintah Amerika masih bisa beroperasi dan membayar semua kewajibannya karena Yellen memakai beberapa kebijakan akuntansi sebagai penyambung napas. Bantuan napas darurat inilah yang diperkirakan akan habis pekan depan.
Pertikaian politik sejak awal tahun itu juga sudah membuat harga beberapa aset bergejolak, terutama aset yang dapat menjadi wahana penyimpan kekayaan. Harga emas, misalnya, sempat terbang ke titik tertinggi US$ 2.058 per ons, April lalu. Harga Bitcoin, yang reputasinya ambles tahun lalu, juga sempat terdongkrak tajam menjadi US$ 30.380 per koin pada 18 April lalu. Di titik ini, nilai Bitcoin sudah melonjak 82 persen dibanding pada awal tahun.
Memasuki pertengahan Mei, ketika negosiasi buntu dan sisa uang pemerintah Amerika menipis, mulai muncul sentimen positif yang melegakan. Ketakutan pasar mulai reda. Pekan lalu, harga emas kembali merosot di bawah US$ 2.000 per ons. Harga Bitcoin juga beringsut turun dari titik puncaknya ke sekitar US$ 27.200 per koin.
Sedangkan dolar Amerika Serikat terlihat makin kuat. Indeks dolar (DX), yang mencerminkan pergerakan kurs dolar Amerika terhadap enam mata uang negara maju (euro, yen, pound sterling, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss), naik 1,74 persen dalam sebulan terakhir hingga Kamis, 18 Mei lalu. Menguatnya dolar Amerika juga terasa pada rupiah. Setelah nilai dolar sempat menyentuh angka Rp 14.665 pada akhir April, titik terendah sepanjang tahun ini, greenback kembali melambung ke Rp 14.886 akhir pekan lalu.
Sentimen positif terhadap dolar Amerika Serikat bisa jadi adalah sinyal meredanya ketegangan. Pasar mulai yakin para politikus Amerika pada akhirnya akan tetap memakai akal sehat, menghindari kehancuran ekonomi dan pasar. Memang, belum jelas betul bagaimana kesepakatan yang akan terjadi. Namun setidaknya Kevin McCarthy sudah memberikan isyarat bahwa ada jalan untuk mencapai kompromi. Mungkin saja Kongres Amerika menggelar pemungutan suara tentang tambahan utang untuk sampai pada keputusan.
Cairnya kebuntuan itu juga tak lepas dari peran aktif para pemimpin bisnis di Amerika. Tak hanya melakukan lobi, Selasa, 16 Mei lalu, lebih dari 140 eksekutif top perusahaan di Amerika mengirimkan surat terbuka berisi peringatan keras kepada politikus. Ekonomi Amerika sudah merasakan dampak buruk pertikaian politik mengenai batas utang ini. Bankir-bankir besar dari Wall Street pun tak mau ketinggalan ikut menekan para pemimpin partai politik agar mencari solusi. Pesan dari sini juga tegas dan jelas: harus ada solusi. Dan gagal bayar pemerintah bukanlah opsi.
Pada akhirnya, ketika bos-bos Wall Street sudah turun tangan, para politikus kemungkinan besar akan mendengarkan. Investor boleh berharap, pasar finansial global akan terhindar dari skenario hari kiamat akibat krisis utang Amerika Serikat.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo