Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kunci Menjadi Startup Unicorn Menurut CEO Gojek Nadiem Makarim

Pendiri serta CEO Gojek Nadiem Makarim berujar, jika pendiri startup unicorn lain mengatakan kunci sukses adalah tim hebat, maka dia berpikir lain.

15 Mei 2018 | 14.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pendiri dan CEO Go-Jek (Gojek) Indonesia, Nadiem Makarim. TEMPO/Ratih Purnama

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri serta CEO Gojek Nadiem Anwar Makarim tidak mengetahui secara pasti kunci sukses untuk menjadi startup 'unicorn' atau memiliki valuasi US$ 1 miliar. Nadiem berujar, jika pendiri startup unicorn lain mengatakan kunci sukses adalah tim hebat, maka dia berpikir lain.

"Yang tidak pernah diomongin itu faktor keberuntungan, just luck," kata Nadiem di STIKOM The London School of Public Relations, Jakarta Pusat, Selasa, 15 Mei 2018.

Baca juga: Nadiem Makarim Beberkan 4 Alasan Go-Jek Ekspansi

Gojek merupakan satu dari empat startup digital yang menyandang status 'unicorn' di Indonesia. Tiga startup lain adalah Bukalapak, Traveloka, dan Tokopedia.

Nadiem menuturkan, pengalaman bertemu dengan pendiri startup 'unicorn' lain, tidak ada satu pun yang menyatakan termotivasi menjadi miliuner. Menurut dia, motivasi utama pendiri startup itu adalah memecahkan masalah. Maka, Nadiem berpesan bagi startup lain yang ingin menjadi next unicorn untuk berprinsip sama. "Find the big problem," katanya lulusan Harvard Business School itu.

Selanjutnya, bagi yang ingin menjadi founder startup, Nadiem berpesan harus cukup 'gila' untuk menerima tantangan. Tantangan itu, dengan melihat banyaknya startup-startup lain yang sudah bermunculan. Menurut dia, pendiri startup harus menerima kenyataan 90 persen dari total startup bakal collaps. "Sebagai founder kita harus bisa nerima peluang 1/10 persen keberhasilan," katanya.

Center for Human Genetic Research (CHGR) mencatat, startup di Indonesia tahun 2016 kurang-lebih berjumlah 2.000. CHGR memprediksi angka tersebut naik 6,5 kali lipat pada tahun 2020. Situs pemeringkat startup menyebutkan, startup di Indonesia tahun 2018 berjumlah 1,807. Indonesia menempati peringkat ke-6 sebagai negara dengan startup terbanyak di dunia, sekaligus pemuncak di level Asia Tenggara.

Nadiem Makarim mengatakan telah tiga kali gagal sebelum mendirikan Gojek. Bagi dia, orang-orang yang gagal namun tetap berusaha merupakan calon founder yang sukses. "Saya sendiri tidak pernah belajar lebih dari kesuksesan, selalu lebih banyak dari kegagalan,"  katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus