Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA — Pemerintah memastikan kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tetap bisa memperoleh akses pendanaan kredit usaha rakyat (KUR) di tengah wabah virus corona. Meski berpotensi ada perlambatan permintaan dan gangguan operasional lembaga keuangan penyalur, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Iskandar Simorangkir, menjamin pemerintah tidak akan memangkas target pencairan tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga April 2020, serapan kredit usaha rakyat tergolong bagus, sebesar Rp 61 triliun. Realisasi tersebut mencapai 32 persen dari total target. Menurut Iskandar, serapan itu masih tergolong terjaga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Iskandar mengatakan berbagai segmen usaha UMKM mendapatkan subsidi bunga program kredit usaha rakyat, yakni perdagangan, produksi (pertanian dan kelautan), serta pinjaman tenaga kerja. Penyaluran dua segmen, yakni perdagangan dan produksi, masih positif. "Jadi, secara keseluruhan, target Rp 160-190 triliun masih dapat direalisasikan," katanya.
Pemerintah bakal menggiatkan promosi kredit rakyat ke masyarakat agar bisa memperoleh pendanaan murah dengan bunga 6 persen tersebut. Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, di tengah pandemi corona seperti ini, pemerintah akan menggiatkan promosi produk usaha rakyat.
Dia mengakui serapan kredit rakyat sektor perikanan kurang menggembirakan. Realisasi penyaluran kredit baru mencapai Rp 2,5 triliun. "Sektor perikanan ini kurang literasinya, padahal nelayan bisa mendapat pinjaman hingga Rp 500 juta dengan model kolektif 10 orang," ujarnya.
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan realisasi penyaluran KUR hingga kuartal I 2020 mencapai Rp 37,4 triliun. Perseroan memperkirakan penyalurannya bakal melambat pada April. Meski begitu, BRI optimistis realisasi kredit usaha rakyat sepanjang tahun bakal sesuai dengan target. Musababnya, konsumen produk kredit ini mayoritas berasal dari sektor pertanian dan peternakan yang usahanya tetap moncer di tengah wabah.
Untuk menggenjot penyaluran kredit, manajemen BRI akan mengarahkan pengajuan pinjaman daring agar tetap bisa memenuhi asas kesehatan usaha. Segmen baru pun diperluas dengan menjajakan ke debitur potensial mitra ojek online ride hailing, Grab Indonesia. Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan perseroannya membuka potensi kredit baru kepada jutaan mitra usaha kecil Grab. "Screening kehati-hatiannya kami bantu dengan data kinerja para mitra kami," ujarnya.
Bank penyalur kredit usaha rakyat, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk, juga masing-masing mencatatkan kinerja positif tumbuh 27 persen dan 5 persen di angka Rp 6,58 triliun dan Rp 191,2 triliun. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memprediksi segmen komersial dan UKM berpeluang selamat dari efek wabah corona. "Sektor yang kami prediksi terus melemah ialah kartu kredit dan kredit kendaraan," katanya.
Ketua Asosiasi UMKM Indonesia Ikhsan Ingratubun mengatakan geliat pengajuan kredit baru segmen usaha kecil masih terjaga positif pada masa pandemi April-Mei ini. Tapi dia mengatakan pengajuan tersebut diambil oleh para debitur baru yang mencoba usaha sampingan tak berkelanjutan. “Banyak yang kena PHK coba usaha sampingan, mumpung ada momen Lebaran,” katanya.
Menurut dia, para pelaku usaha kecil yang sudah berusaha lama telah memangkas penarikan kredit barunya. Khususnya pelaku UKM yang bergerak di bisnis restoran dan perdagangan di pusat belanja seperti Tanah Abang. “Yang seperti ini pusing mikirin kredit yang ada, semoga saja relaksasi bunga dan pokok pinjaman bisa juga dilakukan oleh lembaga pembiayaan non-BUMN,” ujar Ikhsan.
HENDARTYO HANGGI | ANDI IBNU
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo