Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Toh, orang tetap penasaran tentang motif di balik tindakannya itu. Sudah jadi rahasia umum, beberapa kali ia terlibat "bentrok" terbuka dengan beberapa penasihat kepercayaan Abdurrahman. Kabarnya, ia juga sering mengeluhkan campur tangan sang Presiden yang mentorpedo berbagai kebijakan ekonomi yang disusun timnya. Benarkah soal-soal itu yang sesungguhnya mendasari keputusannya? Dengan sikap tenang dan tekanan suara terjaga seperti biasanya, Kwik menjelaskan masalah-masalah itu kepada Iwan Setiawan dari TEMPO. Petikannya:
Benarkah Anda mundur karena merasa tak cocok lagi bekerja sama dengan Presiden Abdurrahman?
Enggak, enggak benar itu. Saya tidak punya persoalan pribadi dengan Gus Dur.
Atau karena Anda merasa tak tahan dengan praktek-praktek KKN di sekitar Gus Dur?
Sudah saya katakan dalam surat saya, alasan saya mundur adalah karena ingin memberikan kebebasan dan dukungan pada Gus Dur untuk me-reshuffle kabinet. Dengan pengunduran diri ini saya ingin agar Gus Dur benar-benar merasa bebas dalam menyusun kabinetnya. Jadi, kalau saya tidak lagi diminta membantunya sebagai menteri koordinator, Gus Dur tak perlu merasa sungkan.
Benarkah sejak Februari lalu Gus Dur sudah meminta Anda mundur karena dianggap tak mampu?
Enggak. Gus Dur tidak pernah meminta saya mundur. Memang sejak dulu saya terus-menerus dicaci-maki oleh banyak pihak. Apa pun yang saya lakukan dianggap salah. Jadi, mungkin dari situ lantas muncul pendapat bahwa saya enggak mampu, bahkan dianggap enggak ngerti ekonomi, ha-ha-ha .
Kabarnya, pengunduran diri Anda ini akibat "tekanan" para konglomerat hitam dan penasihat ekonomi asing yang ada di sekeliling Presiden?
Enggak tahu saya. Tetapi yang jelas saya mundur bukan karena ditekan oleh para konglomerat hitam itu. Saya mundur karena kemauan saya sendiri.
Bagaimana reaksi Gus Dur terhadap pengunduran diri Anda ini?
Reaksi beliau baik sekali. Kita kan memang kawan baik sejak dulu. Gus Dur bisa memahami alasan pengunduran diri saya, bahwa justru dengan langkah ini, saya benar-benar mendukungnya.
Pengunduran diri Anda terkesan mendadak, padahal perekonomian belum pulih benar?
Begini, lo, saya jelaskan sedikit. Saya itu enggak mundur. Dalam tradisi berdemokrasi di seluruh dunia, jika presiden mengatakan bahwa ia akan me-reshuffle kabinet, seharusnya semua menteri juga harus mengundurkan diri. Sistem kita kan sistem presidensial, jadi presiden punya hak prerogatif untuk memilih menterinya. Bila menteri lama mundur, Presiden bisa tenang melakukan reshuffle kabinet dan memilih menteri baru.
Apakah langkah Anda ini akan diikuti oleh para menteri lain dari PDI Perjuangan?
Enggak tahu saya. Coba tanya Mbak Mega saja.
Apakah Mbak Mega mendukung langkah Anda?
Mbak Mega memahami alasan pengunduran diri saya.
Selama menjadi Menko Ekuin, apa saja yang telah Anda lakukan untuk memulihkan perekonomian?
Kamu kan bisa lihat di lembaran letter of intent (LoI) dengan IMF. Dalam LoI pertama ada 118 langkah, dan dalam LoI yang kedua ada 48 langkah konkret untuk pemulihan ekonomi. Jika saya harus memerinci satu per satu langkah tersebut, saya tak ingat di luar kepala.
Bisa disebutkan garis besarnya saja?
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa kita perlu membangun institusi, institusional building. Di luar LoI, kita perlu memperkuat pertanian, usaha berskala kecil, seperti koperasi, juga memaksimalkan potensi kelautan dan perikanan. Yang terpenting adalah bagaimana kita melakukan reorientasi pembagian sumber daya alam bagi rakyat dengan lebih adil.
Anda tidak khawatir pengunduran diri Anda ini bakal memperlemah upaya pemulihan ekonomi atau membuat pasar bereaksi negatif, mengingat kondisi perekonomian saat ini masih rentan?
Enggak ada buktinya, kan? Lihat saja, setelah bom meledak di kediaman dubes Filipina, rupiah malah menguat. Saya mundur, rupiah juga menguat. Hal ini karena pasar mengerti apa yang terjadi. Mereka memahami persoalan.
Jangan-jangan, Anda mundur ini justru sebagai langkah strategis untuk menjabat posisi yang lebih tinggi, misalnya menteri pertama?
Oh, enggak. Perkara saya nanti dipercaya kembali untuk membantu beliau, misalnya sebagai menteri senior atau menteri pertama, hal itu sepenuhnya hak Gus Dur sebagai presiden. Buat saya, penugasan apa pun oke.
Jadi, Anda bersedia jika diminta kembali untuk membantu presiden?
Absolutely yes!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo