Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Elnusa Tbk (ELSA), anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina, mencatatkan laba bersih sebesar Rp 713,67 miliar sepanjang 2024. Jumlah itu meningkat 42 persen secara tahunan dari 2023 sebesar Rp503,13 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, ELSA juga meningkatkan posisi kas akhir tahun (ending cash) secara signifikan sebesar Rp 2,95 triliun, meningkat 42 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,08 triliun. EBITDA Elnusa tumbuh 13 persen menjadi Rp 1,45 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2023, dengan EBITDA margin naik dari 10 persen menjadi 11 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Keuangan Elnusa Stanley Iriawan mengatakan kenaikan ending cash ini mencerminkan ketahanan finansial dan pengelolaan arus kas yang lebih optimal. Kondisi ini memungkinkan Elnusa untuk tetap fleksibel dalam mendukung ekspansi bisnis serta menghadapi dinamika industri energi di masa depan.
“Arus kas dari operasi juga mengalami peningkatan menjadi Rp 1,75 triliun, naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,39 triliun, mengindikasikan efisiensi operasional dan strategi pengelolaan modal kerja yang lebih baik,” kata Stanley dalam keterangan tertulis, Jumat, 21 Maret 2025.
Sepanjang 2024, ELSA juga mencatatkan pendapatan usaha yang mencapai Rp13,39 triliun atau tumbuh 7 persen dibandingkan 2023 senilai Rp12,56 triliun. Pencapaian ini didorong oleh kontribusi kuat dari tiga lini bisnis utama, yaitu penjualan barang dan jasa distribusi dan logistik energi yang memberikan kontribusi terbesar sebesar 51 persen, diikuti oleh jasa hulu migas terintegrasi sebesar 38 persen, serta jasa penunjang migas sebesar 11 persen.
“Peningkatan kinerja ini mencerminkan strategi optimalisasi operasional dan efisiensi telah berhasil diterapkan secara konsisten oleh perusahaan, sehingga turut berkontribusi dalam memperkuat fundamental bisnis,” kata Stanley.