Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Langkah Kementan Cegah Flu Babi Afrika Masuk Indonesia

Kementerian Pertanian mencegah masuknya virus african swine fever (ASF) atau flu babi Afrika yakni virus yang menyerang babi masuk Indonesia.

19 Oktober 2019 | 20.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seekor bayi Babi Liar bersama induknya di Ngorongoro Crater, Tanzania, Afrika Timur, pada akhir Januari 2013. abcnews.go.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian mencegah masuknya virus african swine fever (ASF) atau flu babi Afrika yakni virus yang menyerang babi masuk Indonesia. Caranya, dengan melakukan gerakan pemetaan, mitigasi dan simulasi, terutama di daerah yang populasi babinya tinggi di Indonesia.

"Mitigasi lapangan dilakukan dengan mencegah masuknya sampah pesawat terutama dari negara-negara yang sudah tercemar virus ASF," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita saat menjadi pembicara utama pada Seminar ASF: The Emergence Preparedness for Indonesia di Kota Bogor, Sabtu, 19 Oktober 2019.

Menurut Ketut Diarmita, potensi penyebaran virus ASF selain dari sampah pesawat, adalah dapat menempel pada manusia. Ketika manusia berdekatan dengan babi, maka virusnya dapat terbawa.

"Virus ASF itu tidak menyerang manusia, tapi dapat menempel di tubuh manusia, dan pada saat manusia itu berada di dekat babi, virusnya dapat menyerang babi," katanya.

Ketut Diarmita menambahkan virus ASF bereaksi dengan cepat dan dapat mematikan babi di populasinya sampai 100 persen. "Kondisi ini dapat merugikan peternak babi, sehingga harus segera diantisipasi," katanya.

Sementara itu, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian, Agus Sunanto mengatakan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian mencegah barang-barang dari negara tercemar ASF, terutama Cina, untuk masuk ke Indonesia, seperti sampah pesawat.

"Di Bandara Soekarno-Hatta, pengelolaan sampah pesawat ini sudah dikelola dengan baik, sampahnya dimusnahkan," katanya.

Menurut dia, jika ditemukan barang-barang terkontaminasi virus ASF, langsung dimusnahkan. "Kalau Pemerintah tidak gerak cepat dan virus ASF masuk ke Indonesia, maka populasi babi di Indonesia bisa habis," katanya.

Populasi babi di Indonesia, ada sekitar delapan juta ekor, terutama di Sulawesi Utara, NTT, Papua Barat, Papua, Bali dan Sumatera Utara, serta di Pulau Bulan Kepulauan Riau.

Menurut Ketut Mitra, antisipasi penyebaran virus ASF ini di Indonesia, terkait dengan sejumlah direktorat di Kementerian Pertanian, sehingga dirinya menggagas Kementerian Pertanian membentuk tim terpadu mengantisipasi penyebaran virus flu babi Afrika di Indonesia. "Dalam tim gabungan ini, siapa bekerja apa, dan saling bersinergi. Hindari ego sektoral," katanya.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus