Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Laporan dari sorong

Kapal-kapal trawler yang beroperasi di perairan arafura ternyata lebih banyak menangkap ikan campuran dari pada udang yang akan diekspor. diperlukan alat penggi ling tepung ikan modern untuk ikan buangan.(eb)

8 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

57.600 ton ikan terbuang percuma tiap tahun". Begitu kesimpulan laporan satu konsultan nasional kepada HPPI (Himpunan Pengusaha Perikanan Indonesia) di Sorong, Irian Jaya. Maka turunlah serombongan ahli teknik, pertanian dan ekonomi mengarungi laut Arafura mengikuti kapal-kapal trawler untuk menjajaki kemungkinan pemanfaatan yang selainya ini terbuang percuma itu. Maka dari survei yang dilangsungkan antara September - Oktober tahun lalu itu pun dibuat kesimpulan baru. Dari 56.700 ton ikan basah dapat dihasilkan 12 ribu ton tepung dan ikan 5 ribu ton minyak ikan. Bila diuangkan, maka 12 ribu ton tepung ikan yang harganya US 300/ton itu bernilai Rp 1,5 milyar. Ditambah hasil penjualan minyak ikan maka total jenderal Rp 2 milyar dapat dijala dari sisa-sisa operasi mereka. Bagaimana caranya? Sebuah alat penggiling tepung ikan modern yang dipasang pada kapal berbobot mati 500 ton dapat mengolah 300 ton ikan basah sehari menjadi tepung dan minyak ikan. Berapa harga satu perangkat mesin giling ikan itu tidak dijelaskan oleh yang mengirim laporan ini dari Sorong. Tapi kalau benar begitu nvestasi itu cukup pantas guna menghemat devisa negara yang masih mengimpor 200 ribu ton tepung ikan setahun (1974) Di daerah perairan di mana terdapat pemusatan udang secara besar-besaran. beroperasi 100 trawler milik 19 perusahaan penangkapan udang PMA dan PMDN yang berpangkalan di pelabuhan Sorong, Ambon dan Ujungpandang. Di Sorong saja terdapat 49 kapal milik 4 perusahaan asing. Setiap kapal ibarat berlayar lebih dari 200 hari setahun (artinya hanya 40 hari berturut-turut ada di laut untuk berlayar ke tengah, tangkap udang, lantas kembali ke tepi untuk nembongkar muatan). Selama 12 hari survei dipero]eh perbandingan hasil tangkapan udang dan ikan yakni 1: 8.Jadi dari tiap 9 kilo makhluk laut yang ditangkap, hanya 1/9 yang dijual (ke luar negeri). Setiap kapal rata-rata menangkap 3200 kilo ikan campuran yang kwalitasnya berbeda menurut jenis ikannya. Setelah dipisahkan dari udangnya,ikan yang beragam itu kabarnya dibuang ke laut. Hasil tangkapan yang 1001 macam itu pada hakekatnya disebabkan karena pukat harimau yang diturunkan kapal-kapal itu terseret di dasar laut hingga bermacam-macam makhluk laut ikut terangkat ke permukaan. Telah diperhitungkan bahwa kapal-kapal itu membuang hasil sampingannya sebanyak 56.700 ton ikan basah yang 30% terdiri dari ikan 'kelas satu' atau 'ikan meja', 55% ikan kelas dua yang kurang bermanfaat, dan 15% ikan yang tidak bermanfaat sama sekali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus