Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Pandemi Covid-19 mendorong bisnis kuliner berbasis aplikasi online.
Penjualan makanan yang tergabung platform online meningkat 50 persen pada 2020.
Pertumbuhan bisnis kuliner berbasis online bakal berlanjut meski pandemi usai.
JAKARTA – Pembatasan mobilitas masyarakat selama masa pandemi Covid-19 menjadi berkah bagi penyedia jasa pesan antar makanan/minuman. Head of GrabKitchen, Rio Aristo, mengatakan konsumen produk kuliner kini lebih banyak membeli makanan lewat aplikasi pemesanan online. “Perubahan pola hidup ini turut mendorong bisnis cloud kitchen terus berkembang,” kata dia, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam laporan tren kuliner yang diluncurkan Grab bersama NielsenIQ disebutkan bahwa pandemi Covid-19 telah mengubah cara masyarakat menikmati makanan. Riset ini menunjukkan konsumen di Indonesia kini cenderung memesan makanan secara daring. Grab dan NielsenIQ mencatat bisnis makanan dan minuman yang menggunakan aplikasi pemesanan tumbuh lebih dari 65 persen pada 2019-2020. Penjualan makanan/minuman yang bergabung dengan platform jasa pesan antar pun naik 50 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Marketing Director Yummy Corp, Raetedy Refanatha, selama masa pandemi, permintaan jasa cloud kitchen kian tinggi. Yummy Corp meluncurkan aplikasi baru untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yaitu Yummyshop. Aplikasi ini menyediakan link pembayaran dan logistik untuk pengusaha kuliner.
Raetedy pun yakin ekosistem industri makanan dan minuman, dari restoran ataupun warung hingga penyedia cloud kitchen, akan semakin besar. "Dalam lima tahun ke depan, kami yakin tren pertumbuhan bisnis ini terus positif. Hal itu ditandai dengan banyaknya perusahaan baru dan maraknya pendanaan dari venture capital," ujar dia.
Pengendara ojek online antre untuk layanan antar makanan di sebuah gerai di Raden Saleh, Jakarta, 9 Juni 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat
Co-Founder and Chief Executive Officer Hangry, Abraham Viktor, mengatakan penggunaan layanan berbasis digital pada industri makanan/minuman meningkat 37 persen. Menurut dia, pertumbuhan penyedia layanan pesan antar mendorong berkembangnya bisnis lain, seperti e-wallet.
Ketua Pengembangan Restoran Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Susanty Widjaya, mengatakan penggunaan layanan pesan antar bakal berlanjut meski pandemi Covid-19 telah berakhir. "Dengan begitu, bisnis seperti cloud kitchen tetap menarik,” katanya.
Bagi pelaku usaha, kata Susanty, layanan pesanan produk kuliner dan dapur virtual membantu penghematan biaya operasi. Pelaku usaha juga bisa mengembangkan bisnis tanpa perlu membuka outlet baru berbiaya besar dengan memanfaatkan cloud kitchen.
Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, menyebutkan permintaan bisnis food and beverages selama beberapa tahun terakhir meningkat. Dia memprediksi bisnis pesan-antar makanan hingga cloud kitchen tetap stabil meski pandemi berakhir.
Nailul juga melihat faktor pendukung lainnya adalah penetrasi Internet yang semakin kencang. "Generasi milenial dan generasi Z serta pertumbuhan masyarakat berpendapatan kelas menengah ke atas membuat bisnis kuliner berbasis aplikasi online tetap laris," ujar dia.
LARISSA HUDA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Foto 
