Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Liem Dan Fujian Clan Berebut Hoki

Berbagai kemudahan ditawarkan dan semakin banyaklah investor asing yang terjaring di RRC. Liem bermitra dengan pengusaha singapura, lippo akan memanfaatkan dana dari hong kong.

12 Desember 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RRC bagi taipan Liem Sioe Liong bukanlah sekadar tempat untuk pulang kampung dan ziarah. Negeri leluhur taipan ini sekarang menawarkan iklim investasi yang sangat menggoda. Tak salah jika Liem terus melebarkan sayapnya di sana -- satu usaha yang sudah dirintisnya sejak tahun 1990. November lalu, Liem berpatungan dengan lima perusahaan dari Singapura di bawah bendera SPMS (Singapore Pacific Management Services Pte. Ltd.), masuk ke RRC untuk membangun sebuah kawasan industri raksasa. Proyek itu menempati areal seluas 5.000 hektare di Provinsi Fujian, tanah kelahiran Liem. Yuan Hong Industrial Park, itulah nama kawasan industri ini, akan menjadi proyek terpadu yang akan dilengkapi pelabuhan (termasuk dok perawatan kapal), berbagai gedung hunian, dan fasilitas infrastruktur. Tiap tahap pembangunan meliputi kawasan seluas 1.000 hektare. Pada tahap awal, yang akan direalisasi tahun depan, akan dibangun kawasan industri ringan yang lengkap dengan berbagai fasilitas air, listrik, dan jaringan telepon. Pekerjaan ini menelan investasi Sing$ 300 juta, atau sekitar Rp 360 milyar. Belum terungkap dari mana konsorsium mengeruk modal sebesar itu. Yang jelas, Liem yang berkibar dengan Hagemeyer Pacific (BVI) Corporation Ltd., salah satu anak perusahaan Salim Group yang berkedudukan di Singapura, memperoleh bagian paling besar, yakni 40%. Sisanya dibagi antara lima perusahaan yang dihimpun atas dukungan EDB (Badan Pengembangan Ekonomi) Singapura. Mereka adalah United Corporation (10%), Singapore Land (10%), United Overseas Land (10%), Singapore Technologies Industrial (15%), dan Jurong Environmental Engeenering (15%). Berdasarkan akta pendiriannya yang dibuat di Singapura, modal disetor cukup Sing$ 12 juta. Kerja sama dengan perusahaan Singapura itu bukan yang pertama kali bagi Liem. Melalui PT Batamindo Investmentnya, mereka sudah membentuk konsorsium untuk menggarap Kawasan Industri Batam dalam rangkaian segi tiga Riau-Johor-Singapura. Malah, seperti diungkapkan Presiden Direktur Salim Group Anthony Salim di Singapura, rancangan proyek yang di Batam ini juga akan dimanfaatkan dalam realisasi proyek Yuan Hong. Dengan Yuan Hong, nama Liem tentu semakin berkibar di Cina. Selain ini bukan ekspansinya yang pertama ke sana, Liem diperkirakan sudah menanamkan Rp 30 milyar. Investasai ini dilakukannya bersama-sama kelompok Rong Chiao -- beken dengan sebutan Fujian Clan -- yakni grup pengusaha asal Fujian yang bermukim di luar Cina. Yang mereka bangun antara lain industri sepatu, kain sutera, hotel berbintang, pusat perbelanjaan dan kantor, sekolah, dan sarana umum lainnya. Bagi pengusaha Singapura, proyek di RRC itu bukan tidak menggoda mereka pula. Paling tidak, ada tiga perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, listrik, dan pelabuhan dari negara ini yang akan masuk ke Cina, dan seperti Liem juga, tentu kecipratan rejeki pembangunan di sana. Mereka adalah Singapore Telecom dan Public Utilities, yang akan menggarap jaringan telepon dan listrik di Yuan Hong. Adapun Singapore Port Authority akan menangani pembangunan pelabuhan sekaligus pelayarannya. Belum jelas, berapa nilai proyek yang akan mereka peroleh. Tampaknya RRC, sejak membuka pintu terhadap dunia luar pada 1979, kini telah muncul sebagai salah satu negara yang menawarkan "hoki" bagi para pemodal. Sejumlah investor dari kalangan industri ringan Taiwan, Hong Kong, dan Jepang menunggu giliran mereka untuk merebut kaveling di Yuan Hong. Bahkan, sejumlah pengusaha Indonesia sudah mengambil ancangancang untuk mengalihkan sebagian asetnya ke sana. Eka Tjipta Wijaya, Sukamdani Sahid Gitosardjono, Bakrie, dan Lippo Group adalah beberapa nama yang menunjukkan minat ke RRC. Namun, Sukamdani Gitosardjono membantah bahwa pihaknya akan berekspansi ke luar. "Nggak. Tidak ada Sahid investasi ke RRC," katanya pada Putu Fajar dari TEMPO. Sukamdani menegaskan ini ketika ia sedang melakukan perjalanan bisnis di Denpasar, Sabtu pekan lalu. Akan halnya Bakrie, ternyata sudah menyiapkan sejumlah mesin bekas untuk dikapalkan ke RRC. Hanya saja, grup yang merajai industri pipa pengeboran minyak ini belum menjadwalkan kapan pengiriman mesin-mesin itu terlaksana. "Rencana ini baru akan direalisasi setelah Bakrie pindah ke Cilegon," tutur seorang sumber di Bakrie. Sementara itu, Lippo baru merancang pengembangan sayapnya ke ke sana. Jenis usaha yang akan digelar grup milik taipan Mochtar Riady ini tidak jauh dari industri keuangan. Menurut E. Tirtadji, managing director Lippo, kepada Taufik T. Alwie dari TEMPO, kalaupun misalnya Lippo investasi ke RRC, kegiatan itu tidak akan menggunakan modal dari Indonesia. Untuk itu, mereka akan memanfaatkan perusahaan publik yang ada di luar negeri, seperti The Hongkong Chinese Bank serta local financing. Strategi ini digunakan, antara lain, untuk menghindari pelarian modal. Dr. Djisman S. Simandjuntak melihat keuntungan ganda dari cara investasi dengan strategi seperti itu. "Ada akses pasar dan akses teknologi yang mampu menciptakan biaya ekonomi rendah," ujarnya. Soalnya, dengan kiat ini, tak sedikit tenaga ahli -- umumnya di tingkat manajer -- dari perusahaan yang ekspansi ke sana akan memperoleh lapangan kerja. Lebih dari itu, berbagai fasilitas yang disediakan oleh RRC mengandung daya tarik yang sangat kuat. Menurut Sukamdani, yang kerap melakukan muhibah dagang ke sana, selain fasilitasnya lebih bagus (dibandingkan di Indonesia), juga biayanya jauh lebih murah. Moebanoe Moera

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus