Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -- Ketua Perkumpulan Komunitas Peduli Konsumen Meikarta, Yosafat Erland tak tertarik dengan rencana PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) menyiapkan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHETD) atau rights issue sebesar Rp 1,48 triliun. Right issue ini akan dialokasikan untuk penyertaan modal PT Mahkota Sentosa Utama (MSU), pengembang megaproyek Meikarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mungkin mereka punya iktikad baik untuk melanjutkan, cuma kalau dari kami pihak konsumen sudah trauma,” kata Yosafat Erland, Ketua Perkumpulan Komunitas Peduli Konsumen Meikarta kepada Tempo, Jumat, 13 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan, saat pertama kali mengudara pada 2016, iklan Meikarta telah menggembar-gemborkan macam-macam fasilitas. Salah satunya, automated people mover atau monorail. Ia mengumpamakan moda transportasi itu mirip dengan LRT.
Alih-alih membangun monorail, Yosafat mengatakan, pengembang sampai saat ini tak kunjung merealisasikan moda transportasi apa pun. Bahkan, kendaraan sesederhana shuttle bus tak ada di kompleks apartemen itu. “Jangankan mau ada LRT, parkir aja sulit,” katanya.
Kepada konsumen, Yosafat mengatakan, pengembang mengatakan akan menjual unit apartemen di Meikarta. Master plan proyek itu memang merencanakan demikian. Namun, kata dia, tak jelas kapan rencana itu akan direalisasikan.
Yosafat mengakui sampai saat ini pembangunan masih terus berjalan, terutama di distrik 1. Sejumlah unit juga telah dihuni oleh konsumen. Namun, ia mengatakan hanya ingin uang kembali seratus persen.
PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) sebelumnya menawarkan 2.974.356.000 saham biasa atas nama saham baru dengan nilai Rp 500 per saham atau total Rp 1,487 triliun. Jumlah itu mewakili 52,61 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD II.
“Sehingga nilai PMHMETD II adalah sebanyak-banyaknya Rp1.487.178.000.000,” kata Corporate Secretary LPCK Steffi Grace Darmawan dalam keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia pada Senin, 9 Desember 2024.
Steffi mengatakan saham baru ini akan dicatatkan di BEI bersama saham sebelumnya. Usai pencatatan ini, total saham LPCK di BEI sebanyak 5.653.956.000. LPCK berencana akan menggunakan 95 persen saham baru ini untuk penyertaan modal kepada perusahaan anak, yaitu PT Mahkota Sentosa Utama (MSU). MSU merupakan pengembang proyek Meikarta.
Adil Al Hasan berkontribusi dalam penulisan artikel ini.