Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Lobi Singapura di Landasan Bandara

Pemerintah Singapura menanyakan keputusan Kementerian Perhubungan menunda rute penerbangan baru Changi-Soekarno-Hatta-Sydney. Perdana Menteri Singapura turun tangan.

5 Desember 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEROMBONGAN pejabat dari Singapura datang ke Hotel Grand Mercure di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis malam, akhir Oktober lalu. Tujuan mereka mencari Suprasetyo di rapat kerja dinas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan yang digelar di hotel tersebut. Mereka mendapat kabar, Direktur Jenderal Perhubungan Udara tersebut dijadwalkan menutup raker pada malam itu.

Di antara rombongan pejabat Singapura itu terdapat Kevin Shum, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Singapura. Ia didampingi sejumlah pejabat Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) dan Kedutaan Besar Singapura di Jakarta. "Semuanya delapan atau sembilan orang," kata Tri Danarsih, Kepala Subdirektorat Angkutan Udara Niaga Berjadwal Kementerian Perhubungan, kepada Tempo, Rabu pekan lalu.

Kevin Shum dan Suprasetyo seperti kucing-kucingan. Tak ada di kantornya, Suprasetyo dikejar pejabat Singapura itu ke Hotel Mercure. Suprasetyo tetap menolak menemui mereka. Akhirnya Tri Danarsih bersama Direktur Kelaikan dan Pengoperasian Pesawat Udara Muzaffar Ismail menerima mereka di lounge hotel.

Saat itu Tri Danarsih menjadi Pelaksana Harian Direktur Angkutan Udara menggantikan Maryati Karma, yang sedang dinas ke luar negeri. "Pak Dirjen tidak bisa menemui karena sedang sibuk-sibuknya rapat kerja dan acara di tempat lain," kata Tri memberi alasan.

Menurut Tri, para pejabat Singapura itu hendak melobi Direktorat Jenderal Angkutan Udara. Mereka mempertanyakan sekaligus meminta rencana Kementerian Perhubungan mengurangi frekuensi penerbangan maskapai Singapore Airlines (SIA) Jakarta-Singapura (pulang-pergi) dibatalkan. Pada jadwal musim dingin 30 Oktober 2016-24 Maret 2017, frekuensi penerbangan maskapai Singapura itu dikurangi dari 63 kali per minggu menjadi 58.

Tri menjelaskan, frekuensi penerbangan dikurangi karena landasan pacu di Bandar Udara Soekarno-Hatta akan diperbaiki. Namun, kata Tri, rombongan Singapura tidak percaya. Singapore Airlines mengatakan regulator tidak boleh semena-mena. "Mereka merasa mendapat pemberitahuan mendadak," kata Tri.

Pertemuan itu hanya berlangsung sekitar 15 menit. Tak mau berlama-lama, Tri dan Muzaffar menolak saat ditawari memesan makanan atau minuman. Ia meminta Kevin Shum datang ke kantor Kementerian Perhubungan keesokan harinya untuk bertemu dengan Suprasetyo. "Tak elok bicara urusan dinas di luar kantor," kata Tri.

Suprasetyo membenarkan kabar kedatangan pejabat Singapura yang menyusulnya ke Hotel Grand Mercure Kemayoran. "Mereka mendadak minta ketemu. Saya sudah bilang tidak bisa karena saat itu rapat hari kedua," ujarnya Selasa pekan lalu. Suprasetyo menyatakan hanya mau menemui pejabat Singapura tersebut di kantor karena itu pertemuan formal.

Besok paginya, Kevin Shum datang ke kantor Suprasetyo. Dirjen Perhubungan Udara itu menjelaskan bahwa pengurangan slot penerbangan dilakukan karena ada perawatan landasan pacu. Selain lisan, ia memberikan keterangan tertulis melalui surat.

Dalam surat itu, Kementerian Perhubungan masih membolehkan Singapore Airlines terbang Changi-Soekarno-Hatta (pulang-pergi) sebanyak 63 kali per minggu hingga 30 November. Namun maskapai ini harus mengurangi frekuensinya menjadi 58 penerbangan per minggu mulai 1 Desember.

Tak sampai menunggu tengah hari, Kevin Shum langsung membuat surat balasan. Ia berkeras menolak pengurangan itu. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjawab surat tersebut hari itu juga. Isinya menegaskan penurunan frekuensi penerbangan rute Singapura-Jakarta pp sebanyak 58 kali per minggu periode winter 2016-2017. "Saya diminta Pak Menteri membuat konsep suratnya," kata Tri Danarsih.

* * *

BELUM reda urusan pengurangan slot penerbangan Singapura-Jakarta, pemerintah Singapura kembali mengirim surat. Kali ini yang mereka pertanyakan nasib rute baru Singapura-Jakarta-Sydney, yang izinnya sudah diberikan pada 6 September tapi juga ditunda akibat perawatan landasan bandara.

Direktorat Angkutan Udara, kata Tri, memang sempat memberikan izin. Namun belakangan dari Direktur Jenderal Perhubungan Udara Suprasetyo menolak memberikan izin karena terbentur proyek perbaikan landasan. Suprasetyo menawarkan Singapore Airlines boleh terbang ke Sydney tiga kali per pekan hingga akhir November. Setelah itu, rute ditutup dulu karena ada perawatan dan akan dievaluasi setiap tiga bulan. Tawaran itu tak bersambut.

Pada pekan kedua November, Menteri Transportasi Singapura Khaw Boon Wan mengirim surat menanyakan hal yang sama ke Budi Karya. Ia menyayangkan pembatalan rute itu terjadi hanya beberapa hari sebelum Perdana Menteri Lee Hsien Loong bertemu Presiden Joko Widodo di Semarang pada pertengahan November lalu.

Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II itu lantas mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri Retno L. Marsudi, memberi tahu kronologi persoalan tersebut. Tujuannya agar Kementerian Luar Negeri yang menjelaskan perkara tersebut kepada Singapura. "Karena urusannya sudah dibawa ke level diplomatik," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan.

Dalam surat itu, Budi menjelaskan, bukan hanya Singapore Airlines, sejumlah maskapai penerbangan lain juga belum diizinkan menambah kapasitas penerbangan. Di antaranya Oman Air, Jetstar Asia Airways, Silk Air, Saudi Arabia Airlines, dan Etihad.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmananta Christiawan Nasir, mengakui kementeriannya diminta memberikan penjelasan resmi kepada pemerintah Singapura. Duta Besar Indonesia di Singapura, Ngurah Swajaya, sudah meneruskan penjelasan tersebut sama persis dengan apa yang dipaparkan Kementerian Perhubungan di Jakarta. "Pemerintah Singapura maupun Singapore Airlines sudah mengerti hal ini," kata Arrmananta.

Saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Semarang, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong rupanya tetap menyampaikan agar penundaan rute Singapura-Jakarta-Sydney diselesaikan. "Saya mengatakan kepada Presiden bahwa jika kita akan mengejar kerja sama pariwisata, penerbangan merupakan bagian penting dari kerja sama ini," katanya, seperti dikutip The Straits Times edisi 14 November 2016.

Beredar spekulasi di Singapura bahwa sikap Kementerian Perhubungan menunda izin rute baru itu lantaran kecewa terhadap sikap pemerintah Singapura. Sebab, Singapura tidak mendukung Indonesia dalam pencalonan anggota Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) di Montreal, Kanada, awal Oktober lalu.

Dimintai konfirmasi mengenai hal itu, Kedutaan Besar Singapura tidak menjawab. Bambang S. Ervan juga membantah. "Justru kami tidak tahu kalau Singapura tidak memilih Indonesia. Pemilihan itu kan tertutup," katanya. Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menolak berkomentar. Menurut dia, Sekretaris Negara Pratikno yang mengetahui isi perbincangan antara Joko Widodo dan Lee Hsien Loong. Namun Pratikno tidak menjawab permintaan konfirmasi Tempo.

Dalam keterangan resmi pada Jumat pekan lalu, Singapura mengharap rute Singapura-Jakarta-Sydney bisa segera dibuka. Sekretaris Pertama Bidang Politik Kedutaan Singapura di Jakarta, Suresh Sukumar, mengatakan kedua negara punya kepentingan yang sama untuk meningkatkan konektivitas penerbangan demi meningkatkan pariwisata, investasi, dan bisnis. Ia mengatakan Singapura dan Indonesia telah menyepakati perjanjian bilateral untuk meningkatkan konektivitas penerbangan tiga tahun lalu. Kedua negara juga terlibat dalam ASEAN Multilateral Agreement on Air Services.

Pada April lalu, Singapore Airlines dan Kementerian Pariwisata Indonesia menandatangani kesepakatan kerja sama agar target kunjungan wisatawan asing mencapai 20 juta pada 2019. Kesepakatan itu ditegaskan lagi saat Joko Widodo bertemu dengan Lee Hsien loong. Di depan keduanya, Kementerian Pariwisata Indonesia dan Dewan Pariwisata Singapura menandatangani kerja sama pemasaran dan promosi wisata. "Kami berharap penguatan konektivitas bakal menguntungkan kedua pihak," kata Suresh.

Singapura berharap mendapat informasi cepat mengenai progres peningkatan kapasitas landasan pacu Soekarno-Hatta. Adapun Singapore Airlines butuh kepastian agar masalah ini selesai hanya dengan menjadwal ulang, bukan membatalkan rute penerbangan.

Ditanyai soal ini, General Manager Singapore Airlines di Indonesia, Edwin Chiang, menolak berkomentar. Ia menyebutkan sudah cukup memberikan keterangan melalui siaran pers pada 9 dan 21 November lalu.

Dalam keterangannya, pembatalan rute dan pengurangan frekuensi tersebut diakuinya cukup merepotkan. Apalagi Singapore Airlines sudah telanjur menggelar promosi dan menjual tiket penerbangan baru Singapura-Jakarta-Sydney. "Karena dibatalkan, Singapore Airlines segera menghubungi penumpang yang sudah melakukan reservasi untuk mendapatkan penerbangan lain," kata Edwin.

Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Agus Hariyadi menyatakan pelaksanaan pekerjaan overlay sedang berjalan. Proyek yang persiapannya dimulai pada awal Oktober ini ditargetkan tuntas seluruhnya pada 2018.

Agus Supriyanto, Akbar Tri Kurniawan, Isman Musa Harun

Terimbas Pemeliharaan Landasan Pacu
MASKAPAIRUTESTATUS
Oman AirMaskate-Singapura-Jakarta ppIzin rute baru ditolak
Jetstar Asia AirwaysSingapura-Jakarta ppIzin penerbangan ekstra ditolak
Singapore AirlinesSingapura-Jakarta-Sydney ppIzin rute baru ditolak
Singapore AirlinesSingapura-Jakarta ppFrekuensi dikurangi jadi 58 kali
EmiratesDoha-Jakarta ppPenambahan frekuensi ditolak

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus