Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

LSPR Kerja Sama dengan Gojek di Bidang Penelitian

Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi LSPR dan Gojek bekerja sama di bidang penelitian.

16 Mei 2018 | 15.36 WIB

Pemilik LSPR, Prita Kemal Gani dan CEO Go-Jek, Nadiem Makarim dalam MoU kerjasama LSPR dengan Go-Jek di bidang penelitian, 15 Mei 2018. Foto: LSPR Jakarta
Perbesar
Pemilik LSPR, Prita Kemal Gani dan CEO Go-Jek, Nadiem Makarim dalam MoU kerjasama LSPR dengan Go-Jek di bidang penelitian, 15 Mei 2018. Foto: LSPR Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi London School of Public Relations (STIKOM LSPR) Jakarta menandatangani memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan startup digital Gojek dalam bidang penelitian. Dalam MoU itu disebutkan, mahasiswa dan dosen LSPR dapat melakukan penelitian di Gojek. Hasil penelitian akan diserahkan kepada Gojek untuk kepentingan korporasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pendiri dan Direktur LSPR Jakarta, Prita Kemal Gani meyakini bisnis Go-Jek yang dinamis akan membuka ruang inovasi. "Kolaborasi ini menjadi kesempatan yang menguntungkan kedua pihak," kata Prita di kampus STIKOM LSPR, Jakarta Selasa, 15 Mei 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

CEO and Founder Gojek Nadiem Anwar Makarim merasa senang dengan kolaborasi itu. Menurut dia, kerja sama dengan STIKOM LSPR merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan. "Kami harap kerja sama ini dapat melatih critical thinking mahasiswa dan meningkatkan kualitas SDM di Indonesia," kata Nadiem.

Nota kesepahaman ditandatangani oleh Director of Postgradute Program LSPR Rino F Boer dengan Head of Research Gojek Ramda Yanurzha.

Sebelumnya dalam diskusi dengan pendiri, dosen dan mahasiswa, Nadiem Makarim mengatakan tiga hal yang harus dimiliki founder startup. Pertama, kata Nadiem, bertanya kepada pada diri sendiri, apakah anda seorang founder atau tidak.

Kedua, kata pendiri salah satu startup digital berlabel 'unicorn' atau memiliki valuasi US$ 1 miliar, seorang founder harus mampu menahan semua rasa 'sakit'. "Karena semua beban ada pada kita," kata Nadiem.

Ketiga, seorang founder harus memiliki motivasi yang benar. CEO Gojek, Nadiem Makarim menuturkan, ciri orang yang tidak layak menjadi founder adalah termotivasi menjadi cepat kaya. Motivasi founder terbaik menurut Nadiem adalah untuk menyelesaikan masalah di sekitar, serta tidak sekadar ikut-ikutan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus